Sebagai pintu gerbang kawasan Indonesia timur, menu makanan Makassar merupakan hasil perpaduan budaya sejumlah daerah. Budaya Cina dan Arab sangat kental mempengaruhi rasa dan menu makanan khas wilayah ini. Berikut ini beberapa menu khas Kota Daeng.
Coto Makassar
Air beras bukan bumbu wajib. Sejumlah warung coto Makassar ada yang tak memakai air beras, tapi susu, atau tidak sama sekali. Isi Coto bisa sesuai dengan selera, mau jeroan, atau daging. Jangan lupa, bumbui tauco. Jangan berharap Anda akan ditemani nasi saat menyantap coto. Ya, karena coto hanya disantap dengan ketupat atau burasa (sejenis ketupat rasa gurih).
Santapan ini bisa dijumpai di sekujur Kota Makassar. Tapi hati-hati, banyak warung coto tutup saat stok coto habis. Jangan kaget, coto bisa habis pukul 12.00 WIB. Ini karena coto umumnya jadi santapan pagi dan siang. Tapi jika Anda pengin menyantapnya malam, cari yang buka 24 jam.
Pallubasa
Ini beberapa tempat penyedia Pallubasa yang cukup dikenal masyarakat Makassar. Namanya bukan berdasarkan daging bahan dasarnya, melainkan lokasi. Jadi tak perlu kuatir, kalau Anda seorang muslim.
Sop Konro/Konro Bakar
Daging yang lembut membuat santapan ini istimewa. Untuk penyajian, Anda bisa memilih dimasak atau dibakar. Namun Anda sebaiknya mencicipi konro bakar dengan bumbu kacang dan kuah yang terpisah. Maksudnya agar rempah dalam kuah bisa menari di mulut Anda.
Sop Saudara

Seperti makanan lainnya, sop ini berisi daging dan sejumlah jeroan, kecuali babat. Campurannya berupa bihun dan perkedel kentang tercampur dalam hidangan ini. Untuk bumbu tidak terlalu jauh berbeda dengan coto Makassar. Hanya, sop saudara menggunakan santan dan adukan telur untuk menambah kegurihan.