Sejarah Kata "Ngabuburit"

Kata ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, artinya kurang lebih menunggu saat berbuka puasa. Padahal kata dasarnya sendiri sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan puasa. Burit berarti sore. Ngabuburit berarti menunggu sore, dan tadinya sih tidak harus bulan puasa saja. Karena buka puasa dilakukan di sore hari (maghrib) maka akhirnya ngabuburit pun dipersempit artinya menjadi: menunggu saatnya buka puasa.


Sejak kapan aktivitas ngabuburit mulai dilakukan orang? Tidak ada yang tahu secara pasti. Tapi kemungkinan besar sejak orang berpuasa di bulan Ramadhan, karena kegiatan ini memang tujuannya untuk perintang-rintang waktu, biar nggak bosen nunggu waktu buka puasa.

Banyak kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu di sore hari alias ngabuburit. Salah satunya misalnya program pesantren kilat yang digelar selama bulan Ramadhan. Kebanyakan memang dilakukan di sore hari. Sambil ngabuburit, sekaligus juga dapat tambahan ilmu keagamaan.

Tapi banyak juga aktivitas ngabuburit yang tidak ada kaitan langsung dengan nuansa keagamaan. Ya, ini sih benar-benar sekedar perintang-rintang waktu. Bisa jalan-jalan, bisa nongkrong di taman kota, baca buku, atau yang lainnya. Silakan pilih sendiri.

Sebetulnya memang tidak ada aturan yang mengatur kegiatan apa saja yang boleh dilakukan pada saat ngabuburit. Hanya saja, jangan sampai kegiatan ngabuburit ini mengurangi nilai ibadah puasa kita. Ngabuburit hanyalah aktivitas tambahan pada saat menjalankan ibadah puasa.Tujuannya agar kita tidak bosen menunggu saat buka puasa. Yang namanya aktivitas tambahan tentu tidak boleh mengalahkan aktivitas utama.

Pernah suatu ketika, di tahun 80-an akhir, digelar satu pertunjukan musik rock di Saparua Bandung, bertajuk Musik Ngabuburit. Saya berharap mendapat tontonan menarik yang benar-benar bisa membuat hati senang, sekaligus barangkali nuansa religius yang lebih terasa. Tapi apa yang saya lihat? Orang bebas makan minum dan merokok tepat di depan hidung orang yang lagi puasa. Banyak juga gadis-gadis yang berpakaian seksi dan menggoda hilir mudik.

Kegiatan utama yang sangat kental aspek religiusitasnya tersisihkan oleh aktivitas sampingan yang masuk hitungan sunat saja nggak, dan bahkan ternyata malah menimbulkan banyak godaan bagi yang sedang puasa. Ini terbalik, dan tentu saja tidak boleh terjadi. Dalam bahasa Sunda, diungkapkan dalam frasa singkat: cul dogdog tinggal igel.

Ngabuburit? Tidak ada yang melarang. Tapi, cari kegiatan ngabuburit yang tidak mengurangi kebaikan puasa kita. Bahkan akan lebih baik jika aktivitas itu justru menambah kebaikan, semangat dan – kalau bisa – pahala puasa kita. Selamat ngabuburit!

sumber : bukamulut.blogspot.com