GUNUNG TERTINGGI DI INDONESIA


Pulau Sumatra : Gunung Kerinci (3.805 m dpl)



Gunung Kerinci (juga dieja “Kerintji”, dan dikenal sebagai Gunung Kerenci, Gadang, Berapi Kurinci, Korinci, atau Puncak Indrapura) adalah gunung tertinggi di Sumatra, dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua. Gunung Kerinci terletak di Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Ia adalah fitur paling terkenal dari Taman Nasional Kerinci Seblat.

Gunung Kerinci merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia (3.805 m dpl). Gunung ini memiliki kawah berbentuk kerucut dengan dinding bagian atas berukuran 600 x 580 meter dan 120 x 100 meter untuk dinding bagian bawah. Kawah ini diisi oleh air dengan warna hijau kekuning-kuningan.

Pada ketinggian 3.805 m dpl menawarkan pemandangan ke empat penjuru mata angin yang sangat mengagumkan.
Kerinci masih aktif dan terakhir kali meletus pada tahun 1970.

Pulau Jawa : gunung Semeru (3.676m dpl)



Gunung Semeru (3.676m dpl) merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dan merupakan gunung berapi tertinggi ke-tiga di Indonesia. Gunung Semeru terletak di pegunungan Tengger dan bertetangga dengan Gunung Bromo.

Gunung ini menyuguhkan pemandangan yang sangat menarik bagi para pendaki, yaitu letusan vulkanis setiap 10 menit yang menyembur dari kawah Jonggring Saloko.

Selain itu dipertengahan jalur pendakian terdapat danau Ranu Kumbolo dengan luas sekitar 5 Ha menyiratkan kesan tersendiri bagi pendaki Semeru.

Kep.Sunda Kecil : Gunung Rinjani (3.726m dpl)



Gunung Rinjani terletak di Pulau Lombok bagian Utara dengan ketinggian 3,726 m dpl, merupakan gunung berapi tertinggi ke dua di Indonesia. Bagi masyarakat Hindu mereka percaya di puncaknya merupakan tempat suci, tempat tinggal para Dewa. Pendakian ke gunung Rinjani dapat menjadi pengalaman tak terlupakan.

Pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut terdapat kaldera yang membentuk danau Segara Anak. Di tengah-tengah terdapat gunung Barujari yang masih aktif, tempat ini juga merupakan sumber mata air panas yang dipergunakan untuk berobat, sedangkan danau Segara Anak dapat dipergunakan sebagai tempat memancing.

Pulau Kalimantan : Gunung Bukit Raya (2.278m dpl)



Seharusnya puncak tertinggi di pulau ini adalah puncak gunung Kinabalu (4.095 m dpl), akan tetapi berhubung puncak tersebut berada di negeri jiran Malaysia, maka tidak termasuk kedalam kelompok tujuh puncak tertinggi di tujuh kepulauan atau pulau Indonesia.

Untuk itu puncak tertinggi di pulau Kalimantan dipegang oleh puncak Gunung Bukit Raya dengan ketinggian 2.278 meter dari permukaan laut. Gunung ini berada di perbatasan propinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan tengah.

puncak bukit raya terletak di Pegunungan Schwaner yang berada pada kawasan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya.

Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya merupakan Kawasan konservasi yang terletak di jantung Pulau Kalimantan. Kawasan ini memiliki peranan penting dalam Fungsi hidrologis sebagai catchment area bagi Daerah Aliran Sungai Melawi di Kalimantan Barat dan Daerah Aliaran Sungai Katingan di kalimantan Tengah. Kawasan hutan Bukit Baka-Bukit Raya Merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan tropika pengunungan yang mendominasi puncak-puncak pegunungan Schwaner

Pulau Sulawesi : Gunung Jatimojong (3.430m dpl)



Puncak gunung tertinggi di pulau ini dipegang oleh pegunungan Latimojong dengan puncak tertingginya bernama Rante Mario memiliki ketinggian 3.430 m dari permukaan laut.

Pegunungan Latimojong ini berada di kabupaten Enrekang propinsi Sulawesi Selatan, pada koordinat 120°01’30″ BT – 03°23’01″ LS serta bukan merupakan gunung berapi. Akses rute normal pendakiannya berawal dari desa Karangaan

Kepulauan Maluku : Gunung Binaiya (3.027m dpl)



Gunung Binaiya yang merupakan puncak tertinggi di kepualan Ambon ini berada tepatnya di pulau Seram. Berdiri dengan ketinggian 3027m dpl dan berada pada posisi geografis 3° 10′ LS dan 129° 28′ BT.
Selain itu gunung ini juga mempunyai dua puncak lainnya yang mempunyai ketiggian 3019m dpl dan 3011m dpl. Gunung yang jarang dijamah pendaki gunung ini mempunyai tantangan tersendiri yaitu dikarenakan kita akan dihadapkan pada titik awal pendakian mulai dari 0 m dpl.

Gunung ini berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Manusela yang mempunyai luas 189.000 ha. Curah hujan cukup tinggi di taman nasional ini, rata-rata 2000 mm per tahunnya, dan musim penghujan terjadi pada bulan November hingga April dan musim kemarau pada bulan Mei hingga Oktober.

Pulau Irian : Pegunungan Jaya Wijaya /Punak Cartenzs (4.884m dpl)



Puncak gunung tertinggi di pulau ini adalah merupakan juga puncak tertinggi di Indonesia dan juga masuk kedalam salah satu Seven Summit di tujuh benua dunia, yaitu Cartenzs Pyramid dengan ketinggian 4.884 m dari permukaan laut,

puncak Carstenzs berada didalam kawasan pegunungan Jaya Wijaya pada posisi 04º03’48″LS 137º11’09″BT, yang merupakan gunung karang (limestone), dan terdapat hamparan salju abadi dibeberapa tempat di pegunungan ini. Gunung yang berada di provinsi Papua ini bisa diakses lewat rute normal dari
desa Ilaga.

puncak Cartensz Indonesia patut berbangga dengan keunikan dan kekayaan alam serta tradisi masayarakatnya. Kali ini, Carstenz Pyramid atau yang bisa disebut dengan puncak jaya, juga berada di Papua. Puncak Carstensz ini merupakan puncak tertinggi di Australia dan Oceania. Mengapa tidak di Asia? Karena puncak tertinggi di Asia sudah dipegang oleh Gunung Himalaya yang ada di perbatasan India dan Cina.

http://hutantropis.com/7-puncak-tertinggi-di-indonesia

MAKANAN KHAS JAKARTA ( BETAWI)

1. Kerak Telor


2. Kembang Goyang


3. Roti Buaya


4. Kue Rangi


5. Soto Betawi


6. Pucung Gabus


7. Nasi Uduk


8. Dodol Betawi

SEJARAH TANGKUBAN PERAHU


A. LEGENDA TANGKUBAN PERAHU



Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.



Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.

Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.

Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.

Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.

Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.

B. SEJARAH PEMBENTUKAN




Adanya legenda Sangkuriang di kalangan masyarakat mungkin dipercaya sebagian masyarakat awam menjadi sebab terjadinya Gunung Tangkuban Parahu, namun penelitian yang dilakukan oleh Van Bemmelen (1934) mendukung keberadaan Gunung Purba, Gunung Sunda Purba itu kemudian runtuh, dan membentuk suatu kaldera (kawah besar yang berukuran 5-10 km) yang mana ditengahnya lahir Gunung Tangkuban Parahu. Kejadian ini diperkirakan Van Bemmelen terjadi sekitar 11000 tahun yang lalu. Namun berdasarkan pentharikan batuan beku aliran lava di Batunyusun timur laut Dago Pakar di Pulosari Schol (1,2 juta tahun), keberadaan Gunung Sunda Purba dipastikan antara 2 juta sampai 100.000 tahun yang lalu. Kemungkinan lain adalah bahwa memang tidak ada hubungan antara gejala geologi, bukti pra sejarah dengan legenda Sangkuriang. Bandung adalah kota terbesar dan terdekat (±30 km) kearah selatan, yang merupakan ibu kota propinsi Jawa Barat, dengan jumlah penduduk (±3 juta jiwa).

Kawah-Kawah yang Ada di Tangkuban Parahu

1)    Kawah Ratu
2)    Kawah Upas
3)    Kawah Baru
4)    Kawah Lanang
5)    Kawah Ecoma
6)    Kawah Jurig
7)    Kawah Siluman
8)    Kawah domas
9)    Kawah Jarian
10) Kawah Pangguyangan Badak


 Lokasi

  • Administrasi              : sebagian termasuk wilayah Kab. Subang dan sebagian lagi termasuk wilayah kab. Bandung, propinsi Jawa Barat.
  • Posisi Geografi           : 6,46º LS dan 107º BT Atlas Trop. Nederl. 1938, Lemb, 20.
  • Ketinggian                 : 2084 m dpl. (Stehn, 1929). 1300 m di atas dataran tinggi Bandung.
  • Tipe Gunung api       : Strato dengan kawah ganda.


SEJARAH CANDI PRAMBANAN

SEJARAH CANDI PRAMBANAN




CANDI PRAMBANAN merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, berketinggian 47 meter, dibangun pada abad 9. Letaknya berada 17 km arah timur Yogyakarta di tepi jalan raya menuju Solo. Candi yang utama yaitu Candi Siwa (tengah), Candi Brahma (selatan), Candi Wisnu (utara). Didepannya terletak Candi Wahana (kendaraan) sebagai kendaraan Trimurti; Candi Angkasa adalah kendaraan Brahma (Dewa Penjaga), Candi Nandi (Kerbau) adalah kendaraan Siwa (Dewa Perusak) dan Candi Garuda adalah kendaraan Wisnu (Dewa Pencipta).

Pada dinding pagar langkan candi Siwa dan candi Brahma dipahatkan relief cerita Ramayana , sedangkan pada pagar langkah candi Wisnu dipahatkan relief Krisnayana. masuk candi Siwa dari arah timur belok ke kiri akan anda temukan relief cerita Ramayana tersebut searah jarum jam, relief cerita selanjutnya bersambung di candi Brahma.

Candi Prambanan dikenal kembai saat seorang Belanda bernama C.A.Lons mengunjungi Jawa pada tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang ditumbuhi semak belukar. Usaha pertama kali untuk menyelamatkan Candi Prambanan dilakukan oleh Ijzerman pada tahun 1885 dengan membersihkan bilik-bilik candi dari reruntuhan batu. Pada tahun 1902 baru dimulai pekerjaan pembinaan yang dipimpin oleh Van Erp untuk candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan terus berkembang. Pada tahun 1933 berhasil disusun percobaan Candi Brahma dan Wisnu. Setelah mengalami berbagai hambatan, pada tanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar. Candi Brahma mulai dipugar tahun 1978 dan diresmikan 1987. Candi Wisnu mulai dipugar tahun 1982 dan selesai tahun 1991. Kegiatan pemugaran berikutnya dilakukan terhadap 3 buah candi perwara yang berada di depan candi Siwa, Wisnu dan Brahma besarta 4 candi kelir dan 4 candi disudut / patok.

Kompleks candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Dinasty) Sanjaya pada abad ke-9. Candi Prambanan merupakan kompleks percandian dengan candi induk menghadap ke timur, dengan bentuk secara keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit setinggi 47 meter. Agama Hindu mengenal Tri Murti yang terdiri dari Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta, Dewa Wisnu sebagai Sang Pemelihara, Dewa Shiwa sebagai Sang Perusak. Bilik utama dari candi induk ditempati Dewa Shiwa sebagai Maha Dewa sehingga dapat disimpulkan candi Prambanan merupakan candi Shiwa. Candi Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Loro Jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putri Prabu Boko, yang membangun kerajaannya diatas bukit di sebelah selatan kompleks candi Prambanan.

Bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief Ramayana yang dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina (berjalan mengelilingi candi dengan pusat cansi selalu di sebelah kanan kita) melalui lorong itu. Cerita itu berlanjut pada pagar langkan candi Brahma yang terletak di sebelah kiri (sebelah selatan) candi induk. Sedang pada pagar langkan candi Wishnu yang terletak di sebelah kanan (sebelah utara) candi induk, terpahat relief cerita Kresnadipayana yang menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda dunia.

Bilik candi induk yang menghadap ke arah utara berisi parung Durga, permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda, patung batu itu sebelumnya adalah tubuh hidup dari putri cantik itu, yang dikutuk oleh ksatria Bandung Bondowoso, untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu buah patung dalam waktu satu malam.

Candi Brahma dan candi Wishnu masing-masing memiliki satu buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan.

Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini sudah dipugar dan hanya candi yang ditengah ( di depan candi Shiwa) yang masih berisi patung seekor lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa Shiwa.

Patung angsa sebagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang terletak di hadapan candi kedua dewa itu kini telah dipugar.

Keenam candi itu merupakan 2 kelompok yang saling berhadapan, terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter.

Didalam halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah utara dan yang lain berdiri di sebelah selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sedut.

Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi halaman dalam 3 baris.

PETA SUSUNAN CANDI PRAMBANAN




sumber
SEJARAH PULAU MADURA

SEJARAH PULAU MADURA


Menurut Cerita Purbakala (antara tahun 78) datanglah Adji Saka dari negeri Campa yang memperkenalkan kebudayaaan hindu ke pulau Jawa dan Madura. Pada saat itu pula dimulailah perhitungan tahun Saka dan memperkenalkan huruf :

hanacaraka,
data sawala,
padadjajanja,
magabatanga,

yang artinya :

dua orang pengikut Adji Saka
tersentuh dalam perkelahian,
sama-sama menunjukkan kekuatan,
mereka hancur lebur menjadi bangkai.

Dengan demikian setahap demi setahap kebudayaaan hindu mulai tersebar dan menurut cerita, Orang Jawa dan Madura mulai diperkenalakan dengan ajaran baru dengan adanya kepercayaan terhadap :
-Brahma
-Siwa
-Wisnu

Beberapa abad kemudian, diceritakan bahwa ada suatu negara yang disebut Mendangkamulan dengan Rajanya yang bernama Sanghyangtunggal. Saat itu pulau Madura merupakan pulau yang terpecah belah, yang nampak hanya gunung Geger di kabupaten bangkalan dan Gunung Pajudan di kabupaten Sumenep. Di ceritakan bahwa Raja Sanghyangtunggal mempunyai anak yang bernama Bindoro Gung. Pada suatu waktu anak itu hamil dan diketahui oleh ayahnya. beberapa kali ayahnya menanyakan namun anaknya tidak tahu yang menyebabkan dia hamil. Pada Saat itu Raja sangat marah dan dipanggillah patihnya yang bernama Pranggulang untuk membunuh anaknya.

Selama pepatih itu tidak dapat membuktikan bahwa anak itu sudah dibunuh, ia tidak boleh kembali ke kerajaan. Patih Pranggulang menyanggupinya dan ia membawa anak raja itu ke hutan. Sesampainya dihutan Pranngulang mulai menghunus pedangnya dan mengayunkannya keleher gadis itu. Tetapi sebelum pedang tersebut sampai kelehernya pedang itu jatuh ketanah, dan kejadian itu terjadi berulang kali, sampai akhirnya dia yakin bahwa hamilnya Bendoro Gung bukan karena hasil perbuatannya sendiri.

Oleh karena itu ia tidak melanjutkan perbuatannya itu, tetapi ia memiilih untuk tidak kembali kekerajaan. Pada saat itu pula ia mengganti namanya dengan sebutan Kiyai Poleng. Ia lalu membuat serangkaian kayu dan menghanyutkan gadis itu ke Pulau "Maduoro". inilah asal nama pulau madura. Sebelum berangkat kiyai Poleng berpesan kepada Bendoro Gung, jika ada keperluan apa-apa, supaya ia memukulkan kakinya diatas tanah dan pada saat itu kiyai Poleng akan datang untuk membantunya. Selanjutnya rakit itu berlayar menuju Maduoro dan terdampar di Gunung Geger.

Lahirnya Raden Sagoro

Pada Suatu Saat si gadis hamil itu merasa perutnya sakit dan dengan segera ia memanggil kiyai Poleng. Tidak lama kemudian Kiyai Poleng datang dan ia mengatakan bahwa Bendoro Gung akan melahirkan. Tak lama lahirlah seorang anak laki-laki yang roman mukanya tampan dan diberi nama " Raden Sagoro " (sagoro=laut). Dengan demikian ibu dan anaknya yang bernama raden sagoro menjadi penduduk pertama di Pulau Madura.

perahu-perahu yang berlayar di sekitar pulau madura sering melihat adanya cahaya yang terang di tempat Raden sagoro tinggal, dan seringkali perahu-perahu tersebut berlabuh dan mengadakan selamatan di tempat itu. Dengan demikian tempat itu semakin lama semakin ramai karena sering kedatangan tamu terutama yang niatnya dapat terkabul untuk kepentingan pribadinya. Selain itu para pengunjung memberikan hadiah-hadiah kepada Ibu dari Raden Sagoro maupun kepada Raden Sagoro itu sendiri.

Setelah Raden Sagoro mencapai umur 3 tahun ia sering bermain api ditepi lautan dan pada suatu hari datanglah dua ekor ular naga yang sangat besar mendekati dia. Dengan ketakutan ia lari dan menjumpai ibunya dan mennceritakan semua yang dia alami. Ibunya merasa ketakuatan dan saat itu pula ia memanggil Kiyai Poleng dan pada saat itu pula ia menceritakannya. Kiyai Poleng lalu mengajak Raden Sagoro pergi ketepi pantai.

Pada saat itu memang benar datanglah dua ekor ular raksaasa dan Kiyai Poleng menyuruh Raden Sagoro supaya kedua ekor ular itu didekati dan ditanggakap lalu dibanting ke tanah. setelah melaksanakan perintah itu kedua ekor ular berubah menjadi dua buah tombak. Tombak itu kemudian diberi nama Nenggolo dan Aluquro. Kiyai poleng berpesan bahwa tombak bernama Aluquro disimpan di rumah dan tombak Nenggolo dibawah ketika berperang.

Diceritakan selanjutnya, menurut kepercayaan orang, dua buah tomabk tadi pada akhirnya sampai ketangan Pangeran Demang Palakaran, Raja Arosbaya. karena itu sampai saat ini kedua tombak tersebut menjadi Pusaka Bangkalan.
e kerem sareng : Madura for Indonesia