Misteri Di Balik Tragedi Kecelekaan Kereta Api Bintaro 1987

Misteri Di Balik Tragedi Kecelekaan Kereta Api Bintaro 1987

Tragedi Bintaro adalah peristiwa tabrakan hebat dua buah kereta api di daerah Pondok Betung, Bintaro, Tangerang, pada tanggal 19 Oktober 1987 yang merupakan kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia. Peristiwa ini juga menyita perhatian publik dunia.

image

Sebuah kereta api yang berangkat dari Rangkasbitung, bertabrakan dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Tanah Abang. Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu musibah paling buruk dalam sejarah transportasi di Indonesia.

Kronologi kejadian :
  1. Pagi hari senin tanggal 19 Oktober 1987, ada dua kereta api ekonomi yang berjalan ke dua arah yang berbeda.
  2. Kereta yang pertama adalah KA Cepat (KA 220) jurusan Tanahabang-Merak yang ditarik lok BB303 16. Sedangkan yang satunya adalah KA lokal (KA 225) jurusan Rangkasbitung-Tanahabang ditarik lok BB306 16.
  3. Menurut jadwal, seharusnya keduanya akan bersilang di stasiun Sudimara, dimana kalau tepat waktu, KA 225 seharusnya datang pukul 06.40 dan menunggu KA 220 yang lewat pada pukul 06.49.
  4. Tapi kenyataannya, KA 225 ini terlambat 5 menit ketika sampai di Sudimara. Dan di jalur 2 sudah ada KA barang yang menunggu. Karena stasiun Sudimara hanya punya 3 jalur, dan jalur 1 kondisinya agak rusak, maka KA 225 dimasukkan ke jalur 3.
  5. Karena penuh, maka kegiatan persilangan jadi mustahil. Otomatis persilangan terpaksa dipindahkan ke stasiun Kebayoran. Namun karena hal inilah, kemudian terjadi rentetan kesalahan prosedur yang akhirnya menyebabkan 139 orang tewas.



Rentetan Kesalahan Fatal :
  1. Menurut peraturan, untuk memindahkan persilangan ke Kebayoran, PPKA harus meminta ijin dulu ke Kebayoran, dan setelah diijinkan, baru PPKA membuat surat PTP (Pemindahan Tempat Persilangan) ke masinis KA 225.
  2. Tapi apa yang terjadi malah sebaliknya. PPKA malah membuat PTP dan memberikannya ke masinis, baru meminta ijin ke Kebayoran kemudian! Parahnya, oleh PPKA Kebayoran malah dijawab “Gampang, nanti diatur!”
  3. Dan sesaat setelah itu, terjadi pergantian petugas PPKA Kebayoran. PPKA pengganti ini telah diberitahu pendahulunya bahwa di Sudimara ada 2 KA dari Sudimara yang belum masuk, termasuk KA 225. Pada saat itu, KA 220 sudah ada di Kebayoran dan siap berangkat.
  4. Sementara itu di Sudimara, PPKA menyuruh juru langsir untuk melakukan tugasnya. Seharusnya pada saat itu, masinis harus memberikan laporan T-83 ke PPKA dan memberitahu rencana langsiran ke masinis.
  5. Tapi entah kenapa, keretanya tiba-tiba langsung tancap gas dan melesat ke Kebayoran, tanpa ijin dari PPKA. Bahkan Kondekturnya juga tidak sempat naik!
  6. Karena kewalahan, juru langsir langsung melapor ke PPKA. Mereka berdua lalu menggoyangkan sinyal secara bergantian untuk menghentikan KA 225. Namun inipun sia-sia. PPKA Sudimara pun tak patah arang, dia kejar KA tersebut sambil mengibarkan bendera merah. Tapi inipun juga gagal, dan sang PPKA akhirnya pingsan sekembalinya ke stasiun.
  7. Pada saat yang sama, KA 220 berangkat dari Kebayoran menuju Sudimara.



Perjalanan Menuju Maut :

Jadi bisa dibayangkan, satu petak antar stasiun diisi dua kereta yang berjalan pada arah yang berlawanan, dengan kecepatan penuh!

Kebetulan di KM 17+252 terdapat tikungan zig-zag yang berjarak pendek, tapi dikelilingi pepohonan yang rimbun. Di sini sudut pandang cukup terbatas, dan kedua kereta bertemu secara tiba-tiba. Otomatis para masinisnya tidak sempat mengerem, dan apa yang bisa dilakukan hanyalah meloncat keluar!

Tabrakanpun tak bisa dielakkan, dan kedua kereta ini langsung bertubrukan muka. Impaknya demikian dashyatnya, hingga gerbong pertama di belakang lokomotif di kedua kereta langsung menyelimuti lokomotifnya. Efek teleskopik ini menewaskan banyak penumpang, dan mereka yang bernasib malang langsung “TERGILING” oleh putaran kipas radiator lokomotif. Karena itu tidak heran bahwa semua korban tewas berada di gerbong pertama dan di lokomotif.

Sesaat setelah tabrakan, tempat itu dipenuhi oleh tangisan, erangan, serta bau darah dari dalam rongsokan kereta.

image


Dampak Tragedi Ini :

Kejadian ini sempat ramai diberitakan di berbagai media massa, dan sangat mengejutkan masyarakat. Walaupun kecelakaan kereta api sudah sering terjadi di dekade 1980an, tapi baru kali ini sampai separah ini.

PJKA tidak tinggal diam. Beberapa operasi penertiban segera dilaksanakan. Hal ini perlu, mengingat KA di jalur sekitar Tanahabang memang dari dulu terkenal karena ketidak tertibannya. Entah karena banyaknya penumpang di lokomotif maupun di atap, ataupun karena banyak penumpang yang tidak membayar dan suka menghajar kondektur. Dan pada saat kejadian, lokomotif KA 225 memang dipenuhi penumpang gelap, sebagian bergelantungan di luar.

Selain itu beberapa peningkatan prasarana juga dilakukan untuk pencegahan. Seperti pemasangan radio di lokomotif (pada wakktu kejadian, sedikit lokomotif di Indonesia yang punya radio). Selain itu di antara stasiun Kebayoran dan Sudimara kemudian dibangun stasiun baru (Pondok Ranji). Sistem persinyalan di jalur ini kemudian dirubah dari mekanik menjadi elektrik.

Namun, efek terbesar dari kejadian ini adalah pembangunan double track besar-besaran untuk mencegah tabrakan muka terjadi lagi. Ironisnya, program ini baru terlaksana hampir dua dekade kemudian dan akhirnya jalur ganda ini selesai pada tahun 2007.
Andai proyek jalur ganda ini selesai 20 tahun lebih awal.

Namun, kecelakaan ini juga menyisakan beberapa teka-teki hingga saat ini. Apa sesungguhnya yang menyebabkan masinis KA 225 berjalan tanpa ijin? Dan setelah kejadian itu, krane “Si Bongkok” yang dipakai untuk menolong, sempat mengalami anjlok dalam perjalanan kembali ke Manggarai.

image
Sisa blok radiator salah satu lokomotif eks Tragedi Bintaro di BY Pengok, Yogyakarta, tahun 2004.

Setelah kejadian, kedua lokomotif yang terlibat langsung dibawa ke Manggarai dan Pengok (Yogyakarta). Yang di Manggarai sempat dipajang selama beberapa waktu di sana sebelum akhirnya dirucat. Sedangkan yang di Pengok langsung dirucat. Tapi radiatornya sempat digeletakan selama beberapa tahun. Bahkan hingga tahun 2005, masih ada di sana. Konon, para tukang besinya tidak berani merucatnya karena ada banyak anggota tubuh yang tersisa di sana. Dan menurut kesaksian beberapa karyawan BY Yogya, setiap malam sisa radiator tersebut suka mengeluarkan suara misterius.

Apapun kebenarannya, kita hanya bisa berharap semoga kecelakaan seperti ini tidak akan terjadi lagi.

image
BB303 16 (kanan), beberapa bulan sebelum kecelakaan maut di Bintaro. (foto oleh M. Lutfi Tjahjadi).

Sumber : http://gudangartikel.net/discussion/1436/misteri-di-balik-tragedi-kecelekaan-kereta-api-bintaro-1987/p1#ixzz1dfmyuMFb
Pulau Lanjukang - Pesona Surga Dunia Di Ujung Kota Makassar

Pulau Lanjukang - Pesona Surga Dunia Di Ujung Kota Makassar

Jika Anda mengira kota Makassar hanya memiliki pantai Losari atau Fort Rotterdam saja maka Anda salah, kota yang terkenal dengan hawanya yang panas ini ternyata menyimpan pulau-pulau indah yang berada di selat Makassar. Dari 12 pulau yang masuk ke dalam wilayah kota Makassar, pulau Lanjukang merupakan yang terjauh dengan jarak sekitar 40 km dari kota Makassar. Pulau ini kadang disebut juga pulau Lanyukang atau Laccukang, konon nama itu berawal dari kata "lanjutkan" dimana pulau ini sering dijadikan tempat istirahat sementara para nelayan sebelum berlayar atau pulang menangkap ikan.

Bentuk pulau ini memanjang dari barat daya ke timur laut, dengan luas mencapai kurang lebih 6 ha. Vegetasi di pulau ini cukup padat terutama didominasi oleh pohon pinus dan pohon kelapa serta pohon pisang dibagian tengah pulau. Jadi tidak usah takut kepanasan jika anda berkunjung ke pulau cantik ini. Di sisi timur pulau anda akan menemukan hamparan pantai membentang luas & cukup panjang dengan pasir pantai putih bersih yang indah. Pulau lanjukang adalah salah satu pulau yang memiliki pantai paling indah di kepulauan Spermonde.

Pulau Lanjukang

Dari pantainya yang menawan kita bisa menikmati pemandangan laut berwarna biru toska sejauh mata memandang, itu indah sekali. Anda bisa menikmati semua keindahan ciptaan Tuhan itu dengan suasana pulau yang tenang dan sunyi, hanya ditemani suara deburan ombak dan sapuan angin laut sepoi-sepoi yang menyegarkan. Ahh indahnya hidup ini!

Objek wisata di Makassar, Pulau Lanjukang

Jangan puas hanya sampai di situ, di bawah air lautnya anda akan menemukan keunikan lain dari pulau ini. Sambil berenang anda bisa menikmati pemandangan bawah laut pulau Lanjukang. Terumbu karang pulau Lanjukang masih cukup baik namun tidak terlalu istimewa, ikan-ikan dan binatang laut lainnya tidak terlalu banyak. Perairan di sisi barat pulau sangat dangkal dengan kedalaman kurang lebih hanya satu meter dengan terumbu karang tidak terlalu variatif didominasi oleh staghorn coral. Sebaiknya anda berhati-hati jika snorkeling di spot ini, selain agar anda tidak terluka karena gesekan dengan karang tentunya untuk menjaga kelestarian terumbu karang dari gangguan tak sengaja yang kita buat.

lanjukang

Di perairan sebelah timur pulau dengan kedalaman 4 sampai 5 meter anda akan menemukan terumbu karang yang lebih variatif, namun anda perlu berenang sedikit lebih jauh untuk mencapai lokasi ini. Terlepas dari kondisi terumbu karangnya yang tidak terlalu bagus, saya dan teman-teman tetap asik menikmatinya. Sesekali saya menemukan biota laut yang aneh, anemon dengan warna warni ikan badutnya, lion fish, gerombolan ikan-ikan karang yang berenang kesana-kemari dan lain sebagainya.

Di pulau ini terdapat kurang lebih 15 kepala keluarga dengan jumlah penduduk sekitar 50 orang. Sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Mereka menjual ikan hasil tangkapan ke Makassar dengan biaya transportasi yang cukup mahal. Beberapa diantaranya menangkap dan menternakan kelomang untuk mendapat tambahan penghasilan. Ada yang unik dengan penduduk pulau Lanjukang yaitu beberapa diantaranya memiliki fisik yang sedikit berbeda, yaitu tinggi badan di bawah rata-rata, punggung bungkuk dan rambut yang jarang. Konon hal itu terjadi karena dulu mereka menikah hanya dengan sesama penghuni pulau. Terlepas dari semua itu, mereka adalah teman yang ramah dan asyik diajak berbicara.

Penduduk pulau Lanjukang hidup sederhana di pulau yang juga sederhana ini. Di sini fasilitas umum masih sangat terbatas, belum ada fasilitas pendidikan maupun kesehatan di pulau ini. Saya senang ketika melihat sebuah Mesjid semi permanen berdiri diantara rumah penduduk, ketika waktu magrib tiba beberapa bapak-bapak datang untuk sholat berjamaah. Di tengah-tengah pulau terdapat sebuah sumur air payau dan beberapa toilet umum untuk kebutuhan sehari-hari penduduk.

Instalasi listrik masih sangat terbatas hanya menggunakan generator yang beroperasi dari jam 6 sampai jam 9 malam setiap harinya. Pulau Lanjukang gelap gulita saat malam, kontras dengan keadaan kota Makassar yang gemerlap oleh lampu-lampu kota. Mungkin sebaiknya pulau ini tetap begitu agar keindahannya tetap terjaga dan tidak terkotori. Namun saya harap pulau Lanjukang tidak hanya menjadi surga bagi para pelancong yang datang, tapi juga bagi para penduduknya yang sederhana itu.

Bagaimanan untuk ke pulau Lanjukang?
Biasanya teman-teman dari Makassar berangkat dari pelabuhan Paotere, Makassar. Akses ke sana hanya bisa melalui laut namun tidak ada kapal reguler kesana. Oleh karena itu kita harus menyewa kapal kayu yang muat sampai 30 orang dengan harga sekitar kurang lebih 1,5 jutaan untuk pulang pergi. Perjalanan dari pelabuhan paotere sampai pulau Lanjukang kurang lebih ditempuh selama 3 jam.

Berikut beberapa tips dari saya jika anda tertarik mengunjungi pulau Lanjukang :

  1. Karena waktu tempuh cukup lama, idealnya untuk menikmati sepenuhnya pulau Lanjukang kita harus menginap semalam. Anda bisa camping di pantai atau menginap di rumah warga.
  2. Bawalah perlengkapan pribadi, peralatan snorkeling, camping dan memasak. Jangan lupa juga membawa bahan makanan  seperti beras, mie instan, air minum dan lain sebagainya.
  3. Booking kapal di puelabuhan paotere sehari sebelum berangkat dan jangan lupa untuk menawar, tidak ada harga pasti sehingga bisa saja anda mendapat harga yang lebih murah ataupun yang lebih mahal.
  4. Ajak teman, akan semakin asik bila anda mengajak banyak teman. Selain itu anda bisa sharing ongkos kapal dan biaya lainnya.
  5. (Optional) Membawa bahan makanan lebih untuk disumbangkan ke warga. Akan lebih baik lagi jika anda menyumbang buku-buku dan pakaian bekas yang masih layak pakai.



Sumber : http://sodventure.blogspot.com/2013/07/pulau-lanjukang-surga-di-ujung-kota.html
Museum Sandi - Tempat Wisata Budaya Persandian Indonesia Di Yogya

Museum Sandi - Tempat Wisata Budaya Persandian Indonesia Di Yogya

Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang menyimpan beragam budaya dan sejarah serta tempat bersejarah salah satunya Museum Sandi. Salah satu wisata di Yogya ini terletak di Jalan Faridan M Noto 21 Kota Baru Yogyakarta, menyimpan sekitar 43 koleksi benda persandian Indonesia. Kota ini memang dipilih menjadi tempat dibangunnya museum ini karena sejarah persandian Indonesia berawal dari Yogyakarta.

Menurut Anis Hilal yang menjadi Koordinator Museum Sandi, di tahun 1948 ketika terjadi Agresi Militer Belanda yang kedua dan menjajah kota Yogyakarta, pejuang Indonesia mulai memakai sandi dalam melawan Belanda. Ini yang menjadi awal mula persandian ada di Indonesia.

wisata di Yogya, Museum Sandi

Museum Sandi didirikan pada tanggal 29 Juli 2008. Pertama dibangun, museum ini masuk dalam bagian Museum Perjuangan Yogyakarta yang berada di wilayah Brontokusuman Jl. Kolonel Sugiyono, No 24. Namun, pada awal Januari 2014 di pindahkan ke Jalan Faridan M Noto 21 Kota Baru.

wisata di Yogya

Tujuan didirikannya museum ini sebenarnya untuk menampilkan dan menjaga beragam koleksi benda-benda sandi yang memiliki nilai sejarah dan budaya, yang pastinya berguna dalam menambah pengetahuan serta wawasan pengunjung tentang dunia persandian, khususnya untuk generasi muda.

museum sandi

Museum yang dijaga dalam Lembaga Sandi Negara ini mempunayi beragam koleksi seperti buku kode, telegraf, sampai jenis-jenis mesin sandi yang dibuat dari dalam atau luar negeri. Dengan koleksinya yang menarik, dan mendidik lengkap dengan alur sejarah persandian. Terdapat juga panel multimedia interaktif yang berguna dalam menerangkan persandian Indonesia.

Tiap bulannya, pengunjung salah satu tempat wisata di Yogya ini dikunjungi sekitar 1.000 pengunjung. Mereka adalah mahasiswa, pelajar, dan warga negara asing. Terdapat beberapa fasilitas seperti pemandu, anjungan informasi elektronik, ruang pameran, bagian multimedia, dan ruang cryptogames. Selain itu, tidak dikenakan biaya masuk yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan.

Sumber : http://travelblog.ticktab.com/2014/09/02/museum-sandi-tempat-wisata-budaya-persandian-indonesia-di-yogya/
 5 Hal yang Mesti Dicoba di Palembang

5 Hal yang Mesti Dicoba di Palembang

Traveling ke kota Palembang akan memberikan pengalaman menarik bagi penyuka sejarah nusantara dan juga pecinta kuliner. Jangan lewatkan lima hal berikut jika Anda berwisata ke sana.

1. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II


Orang bilang, tak kenal maka tak sayang. Mengunjungi museum ini bisa mendekatkan Anda pada sejarah panjang kota Palembang, yang keberadaannya telah tercatat sejak abad ke-6, di mana Kerajaan Sriwijaya berkuasa. Dalam museum dikisahkan bagaimana pengaruh agama Buddha berkembang pesat di era-era awal Sriwijaya, sebelum akhirnya agama Hindu masuk ke Palembang. Ia juga mengisahkan tentang bagaimana, setelah Sriwijaya runtuh, Palembang dikuasai oleh bajak laut hingga 200 tahun lamanya. Kekuasaan para bajak laut baru berakhir setelah Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah Cina beragama Islam, ‘membersihkan’ Palembang dengan bantuan Sultan Demak di Jawa. Sejak saat itu, pengaruh Islam berkembang pesat dan menjadi agama mayoritas hingga saat ini.

2. Jembatan Ampera


Jembatan Ampera terletak di Sungai Musi dan menghubungkan dua kawasan Palembang yang terpisah, yang dikenal dengan sebutan Palembang Ulu dan Ilir. Ia dibangun pada 1962 dan telah menjadi lambang kota Palembang sejak berdirinya. Jika pada siang hari Jembatan Ampera tak berbeda dengan jembatan umumnya, lain halnya jika Anda berkunjung di malam hari. Sejak pukul tujuh malam, kawasan di sekitar kaki jembatan akan berubah menjadi pasar malam. Para pedagang berjualan di sana, mulai dari menjajakan makanan hingga pakaian. Tak hanya itu, beragam hiburan untuk anak-anak juga tersedia, seperti becak yang ukurannya sesuai dengan tubuh anak-anak, mobil-mobilan, hingga kolam-kolam dadakan (terbuat dari plastik) yang berisi ikan-ikan mainan. Kerlap-kerlip lampu jembatan, lampu-lampu para pedagang, serta air mancur di lokasi membuat suasana kian meriah.

3. Pulau Kemaro


Jika Anda mengarungi Sungai Musi ke arah laut sejauh enam kilometer, Anda akan menemukan sebuah delta di sisi kiri sungai. Orang menyebutnya Pulau Kemaro. Di sana Anda akan menemukan satu kuil Buddha bernama Hok Tjing Bio, serta sebuah pagoda sembilan tingkat yang menjulang tinggi sejauh puluhan meter. Di pulau ini juga bersemayam seorang putri Palembang, Siti Fatimah. Menurut cerita rakyat, putri tersebut akan dinikahkan dengan seorang anak raja Cina, Tan Bun An. Keduanya meninggal tenggelam di laut, dan kuil di Pulau Kemaro dibangun untuk mengenang mereka.

4. Mie Celor


Salah satu  kekayaan kuliner Palembang yang tak banyak dikenal orang adalah mie celor. Secara fisik, mie yang digunakan dalam mie celor lebih tebal dari mie umumnya - meski tak sampai setebal udon. Akan tetapi, rahasia kelezatan mie celor justru terletak pada campuran kuah santan dan kaldu udang kering yang memberikan rasa gurih pada hidangan. Selain itu, citarasanya juga diperkaya dengan irisan telur rebus, seledri, daun bawang dan bawang goreng, serta toge. Tambahkan kerupuk untuk menyempurnakan santapan Anda. Mie celor paling populer di Palembang terletak di Pasar 26 Palembang Ilir.

5. Pempek


Makanan yang satu ini memang melekat erat dengan kota Palembang. Ia selalu menjadi buruan pecinta kuliner yang berkunjung ke sana, dan menjadi oleh-oleh wajib ketika pulang dari Palembang. Pun demikian, tentu saja tak semua pempek yang dijual di sana berkualitas prima. Di antara sekian banyak penjual pempek, beberapa merek seperti Pempek Pak Raden, Tinje, dan Pempek Candy patut dipertimbangkan.

Sumber : http://www.readersdigest.co.id/travel/destinasi/5.hal.yang.mesti.dicoba.di.palembang/006/001/99

Sulawesi - Pulau di Indonesia dengan Fauna Terunik

Alfred Russel Wallace, salah satu peneliti Inggris yang juga bersama-sama Darwin melahirkan teori evolusi, menjelaskan bahwa Sulawesi merupakan daerah di Indonesia dengan satwa terunik.

Setelah menjelajahi Indonesia, Wallace mengeluarkan suatu pernyataan yang disebut garis Wallace. Garis tersebut membusur dari Bali dan Lombok menuju ke antara Kalimantan dan Sulawesi, sebelah selatan Philipina dan sebelah utara Hawaii yang menandai perbedaan flora dan fauna pada daratan yang terpisah ketika zaman es.

Sedangkan wilayah Sunda Besar yang terdiri dari Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali, merupakan bagian paparan Sunda dan faunanya sama dengan fauna daratan Asia. Pulau-pulau di bagian timur Bali yang merupakan bagian daratan Australia merupakan bagian dari paparan Sahul yang meliputi kepulauan Aru, Irian dan Australia. Dengan begitu, Sulawesi merupakan pulau terpisah dari kedua dataran tersebut, sehingga Wallace mengklaim Sulawesi sebagai daerah di Indonesia yang memiliki flora & fauna tersendiri. Berikut ini adalah beberapa fauna unik tersebut.

Anoa


Anoa adalah salah satu satwa endemik pulau Sulawesi. Anoa juga menjadi fauna identitas provinsi Sulawesi Tenggara. Anoa sering disebut dengan kerbau kecil, karena memang memang mirip kerbau, tetapi pendek serta lebih kecil ukurannya, kira-kira sebesar kambing.

Satwa yang dilindungi oleh pemerintah ini terdiri dari dua species, yaitu anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Kedua satwa ini tinggal dalam hutan yang jarang dijamah manusia. Jumlah anoa diperkirakan sekitar 5000 ekor dan hanya ada di Sulawesi. Ulah manusia menghancurkan populasi Anoa, Anoa seringkali diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.

Kura-Kura Paruh Betet


Kura-Kuta Paruh Betet merupakan salah satu dari 7 reptil langka di Indonesia, Bahkan termasuk dalam daftar The World’s 25 Most Endangered Tortoises and Freshwater Turtles—2011 yang dikeluarkan oleh Turtle Conservation Coalition. Bentuk mulutnya yang meruncing menyerupai paruh Burung Betet, membuatnya dinamai “Kura-Kura Paruh Betet”. Satwa ini tidak dapat ditemukan di tempat lain selain di pulau Sulawesi bagian utara.

Populasinya kini diperkirakan hanya mencapai 250 ekor, hal ini disebabkan oleh perburuan, penebangan kayu komersial, pertanian skala kecil, dan pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit. Minimnya populasi juga diperparah oleh rendahnya tingkat reproduksi Kura-Kura Paruh Betet ini.

Tarsius


Tarsius adalah primata yang sangat unik. Tarsius bertubuh kecil dengan mata yang sangat besar, bola matanya berdiameter sekitar 16 mm dan berukuran sebesar keseluruhan otaknya. Kaki belakangnya juga sangat panjang. Nama Tarsius diambil karena mereka memiliki tulang tarsal memanjang yang membentuk pergelangan kaki mereka, sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya.

Tarsius memakan serangga seperti kecoa, jangkrik, reptil kecil, burung, dan kelelawar. Mereka hanya bisa ditemukan di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, dan Peleng.

Burung Maleo


Burung Maleo hanya bisa ditemukan di di Pulau Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Donggala dan Kabupatren Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah. Burung Maleo memiliki tonjolan besar di atas kepala. Karena tonjolannya itu, Burung Maleo bisa mendeteksi panas bumi untuk menetaskan telurnya. Konon, Burung Maleo akan pingsan setelah mengeluarkan telurnya, ini karena ia harus mengeluarkan telur dalam ukuran yang sangat besar, yaitu kira-kira 5 kali lebih besar dari telur ayam kampong.

Keunikan telur Burung Maleo tersebut membuat banyak orang yang memburunya, kini Burung Maleo terancam punah, jumlahnya diperkirakan kurang dari 10 ribu ekor.

Babirusa


Disebut Babirusa karena hewan ini memang mirip sekali Babi, ukuran badannya jauh lebih besar dari babi biasa. Babirusa juga punya taring panjang yang mencuat ke atas menembus moncongnya.

Satwa ini tergolong herbivora, suka sekali menyantap buah-buahan dan tumbuhan seperti mangga, jamur dan dedaunan. Babirusa memilih mencari makan pada malam hari, agar terhindar dari binatang buas yang sering menyerang. Sebenarnya babi rusa termasuk hewan yang pemalu, namun akan sangat buas jika ada yang mengganggunya. Babirusa adalah salah satu hewan langka, ia hanya terdapat di sekitar Pulau Sulawesi, Pulau Togian, Malenge, Sula, Buru dan Maluku, jumlah mereka diperkirakan hanya tinggal 4000 ekor.

Kera Hitam 


Hewan primata ini berciri khas dengan rambut berwarna hitam di sekujur tubuh kecuali punggung dan selangkangan yang agak terang. Kepala hitam berjambul, muka tidak berambut, moncong lebih menonjol. Kera Hitam Sulawesi hidup pada daerah yang berhutan atau daerah perkebunan masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara.

Kera Hitam Sulawesi terkenal cerdas dan ramah, namun sayangnya, perburuan manusia atas satwa langka itu tidak terkendali. Kera Hitam ini diperdagangkan di sejumlah pasar di Minahasa dan Tomohon. 

Demikianlah beberapa satwa unik yang ada di Sulawesi, masih banyak satwa lainnya yang tidak terungkap disini. Jika ingin menyaksikan ragam fauna Sulawesi, Anda bisa berkunjung ke Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Disana terdapat sekitar 117 jenis mamalia, 88 jenis burung, 29 jenis reptilia, dan 19 jenis amfibi. Jangan lupa untuk tidak pernah menyakiti mereka, apalagi memburunya, karena kelestarian mereka tengah terancam punah.

Sumber : http://tourismnews.co.id/category/Green%20News/sulawesi-pulau-di-indonesia-dengan-fauna-terunik
Kilas Balik 6 Bencana di Dunia Akibat Letusan Gunung Tambora

Kilas Balik 6 Bencana di Dunia Akibat Letusan Gunung Tambora

Tahun 1815 adalah tahun bersejarah bagi perubahan iklim di dunia. Banyak juga yang menyebutnya sebagai "kiamat kecil" lantaran pada tahun tersebut Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat meletus hebat.


Gunung Tambora adalah stratovolcano aktif yang terletak di pulau Sumbawa, Indonesia. Letusan gunung yang memiliki tinggi 2.851 meter itu menjadi letusan terbesar sejak letusan Danau Taupo pada tahun 181. Sebelumnya, Gunung Tambora memiliki tinggi 4882 mdpl dan menjadi puncak tertinggi kedua di Indonesia setelah Jaya Wijaya. Namun letusan yang luar biasa besar melenyapkan hampir separuh bobot tubuhnya.

Kaldera abadi akibat letusan pun sangat besar, seluas 7 km, serta jarak antara puncak dengan dasar kawahnya sedalam 800 meter. Total kematian yang ditimbulkan adalah 71.000 jiwa, bahkan ada sumber yang menyebut data korban hingga 92.000 jiwa. Letusan tersebut juga menyebabkan perubahan iklim di dunia, diantaranya;

1. Lelehan lava panas dengan batu berterbangan ke langit bersama gas mematikan telah menewaskan sekitar 17.000 orang. Berikutnya, 400 juta ton gas sulfur menguasai langit hingga jauh di atas awan mencapai 27 mil ke strastofer, debu tebalnya bahkan telah menyelimuti Pulau Bali dan mematikan vegetasinya. 

2. Letusan Gunung Tambora itu terdengar hingga ke Pulau Sumatera, Makassar, dan Ternate sejauh 2.600 km.

3. Saking tebalnya abu-abu yang berterbangan di langit, sepanjang daerah dengan radius 600 km dari gunung tersebut terlihat gelap gulita selama dua hari. Dikarenakan sinar matahari tak mampu menembus tebalnya abu-abu tadi.

4. Abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia, menyobek lapisan tipis ozon, menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun kemudian turun melalui angin dan hujan ke Bumi. Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris.

5. Satu tahun berikutnya (1816), sering disebut sebagai tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini.

6. Terjadi gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Bahkan terjadi tragedi kelaparan di Perancis yang menyulut kerusuhan di negeri itu. 

Letusan Gunung Krakatau tahun 1983 terasa sudah sangat hebat, bayangkan, letusan Gunung Tambora ketika itu 4x lipat lebih dasyhat dibanding letusan Krakatau. Kisah yang memilukan ini sering dikaitkan dengan nama Tambora yang berasal dari dua kata, yakni "ta" dan "mbora" yang berarti ajakan menghilang.

Sumber : http://tourismnews.co.id/category/Green%20News/kilas-balik-6-bencana-di-dunia-akibat-letusan-gunung-tambora

Menengok Camp Vietnam, sejarah pilu Manusia Perahu di Batam

Mengisi waktu liburan di Batam tidak hanya bisa dilakukan dengan berbelanja di daerah Nagoya. Anda juga bisa berkunjung ke kawasan wisata sejarah Camp Vietnam atau juga biasa disebut Kampung Vietnam. Terletak di Pulau Galang, Camp Vietnam adalah suatu area tidak berpenghuni yang dulunya merupakan tempat pengungsi Vietnam yang dikenal dengan sebutan Manusia Perahu untuk mencari perlindungan atau suaka pasca terjadinya konflik internal antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan sekitar tahun 1979. Dalam area seluas sekitar 80 hektar ini tersebar benda-benda dan bangunan-bangunan yang akan memberikan gambaran kehidupan para pengungsi dengan sejarah yang pilu ini.


Di masa perang saudara di Vietnam tahun 1979, ratusan ribu penduduk Vietnam Selatan mengungsi dari negaranya demi alasan kemanan. Mereka mengungsi dengan menggunakan perahu-perahu kayu sederhana yang kondisinya memprihatinkan karena dalam satu perahu bisa ditempati 40-100 orang. Berbulan-bulan para ‘Manusia Perahu’ ini terombang-ambing mengarungi perairan Laut Cina Selatan sejauh ribuan kilometer tanpa tujuan yang jelas dengan harapan mendapat perlindungan deari negara lain. Sebagian dari mereka ada yang meninggal di tengah lautan dan sebagian lagi berhasil mencapai daratan, termasuk wilayah Indonesia.


Pengungsi pertama yang yang mendarat di Indonesia adalah di Kepulauan Natuna bagian utara pada tanggal 22 Mei 1975, sebanyak 75 orang. Pengungsi yang jumlahnya masih sedikit ini awalnya ditampung oleh masyarakat setempat, hingga akhirnya perahu-perahu pengungsi lain juga berdatangan, termasuk di Kepulauan Anambas dan Pulau Bintan. Gelombang pengungsi ini menarik perhatian Komisi Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Pemerintah Indonesia. Setelah mengevaluasi beberapa pulau di sekitar Pulau Bintan, berdasarkan alasan kemudahan menyalurkan pengungsi ke negara ketiga, area yang cukup luas untuk menampung 10.000 pengungsi, kemudahan isoler, serta kemudahan akses, akhirnya diputuskanlah Pulau Galang, tepatnya di Desa Sijantung, Kepulauan Riau sebagai tempat penampungan sementara bagi para pengungsi.

Di Pulau Galang para pengungsi Vietnam meneruskan hidupnya hingga tahun 1995, sampai akhirnya mereka mendapat suaka di negara-negara maju yang mau menerima mereka ataupun dipulangkan ke Vietnam. Para pengungsi tersebut hidup terisolasi di dalam area seluas 80 hektar dan tertutup interaksinya dengan penduduk setempat. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengawasan, pengaturan, penjagaan keamanan, sekaligus untuk menghindari penyebaran penyakit kelamin Vietnam Rose yang dibawa para pengungsi.

Untuk mencapai Camp Vietnam, bisa ditempuh dalam waktu sekitar 60 menit menggunakan kendaraan bermotor dari pusat kota Batam menuju Pulau Galang dengan melalui Jembatan Barelang. Jembatan Barelang yang namanya merupakan singkatan dari Batam, Rempang, dan Galang ini terdiri dari 6 jembatan yang menghubungkan pulau-pulau kecil. Diperlukan waktu sekitar 1 jam yang diiringi pemandangan lautan biru yang indah tiap kali berada di atas jembatan hingga akhirnya tiba di Pulau Galang.

Dari jalanan utama Pulau Galang, di sebelah kiri akan terlihat gapura berbentuk perahu bercat merah dan putih sebagai gerbang masuk Camp Vietnam. Hati-hati terlewat karena letaknya kurang mencolok. Dengan membayar di loket masuk sebesar Rp. 5000 per mobil dan Rp. 3000 per orang, perjalanan napak tilas bersejarah ini pun dimulai.

Jalanan sepi berkelok-kelok membelah rimbunnya pepohonan di kanan-kiri yang juga dihuni monyet-monyet jinak. Silih berganti bangunan-bangunan bersejarah akan kita lewati. Salah satunya yang terdekat dari gerbang masuk adalah Humanity Statue. Monumen kemanusiaan ini berbentuk patung perempuan dalam keadaan terkulai. Monumen ini didirikan untuk mengenang tragedi kemanusiaan Tinh Han Loai, seorang wanita yang bunuh diri karena malu setelah diperkosa oleh sesama pengungsi. Pemerkosaan bukanlah satu-satunya tindakan kriminal yang dilakukan oleh para pengungsi. Beberapa dari mereka juga mencuri, bahkan membunuh. Oleh karena itu sebuah penjara juga dibangun di tempat ini yang digunakan untuk menahan para pengungsi yang melakukan tindakan kriminal dan yang mencoba melarikan diri. 

Tidak jauh dari Humanity Statue, terdapat pemakaman Nghia-Trang Galang. Sekitar 503 pengungsi dimakamkan di sini. Kebanyakan dari mereka meninggal akibat penyakit yang diderita selama berlayar berbulan-bulan di laut lepas. Pemakaman itulah yang membuat para kerabat yang telah kembali ke Vietnam atau yang telah mendapat suaka di negara lain untuk bermukim masih kerap datang ke Pulau Galang untuk berziarah.

Selepas pamakaman Nghia-Trang Galang, kita akan menemui Monumen Perahu. Perahu-perahu ini adalah sebagian perahu asli yang benar-benar digunakan para pengungsi untuk mengarungi Laut Cina Selatan. Dan dalam perahu yang kecil ini, dipaksakan untuk memuat 40-100 orang selama berbulan-bulan. Tak terbayangkan bagaimana para ‘Manusia Perahu’ ini bisa bertahan untuk hidup. Perahu-perahu ini pernah dengan sengaja ditenggelamkan, bahkan sebagian perahu dibakar oleh para pengungsi sebagai bentuk protes atas kebijakan UNHCR dan Pemerintah Indonesia yang ingin memulangkan sekitar lima ribu pengungsi. Lima ribu pengungsi ini dipulangkan karena mereka tidak lolos tes untuk mendapatkan kewarganegaraan baru. Sepeninggal para pengungsi ini tahun 1995, Pemerintah Otorita Batam mengangkat perahu-perahu yang ditenggelamkan ke daratan, diperbaiki, dan dipamerkan ke publik sebagai benda bernilai sejarah.


Museum juga tersedia di lokasi wisata sejarah ini. Di dalam museum terdapat banyak pasfoto para pengungsi, foto keluarga, foto kegiatan para pengungsi, serta benda-benda rumah tangga yang dapat menggambarkan situasi kehidupan di Camp Vietnam. Selain museum juga terdapat bekas bangunan rumah sakit yang masih menyimpan kotak-kotak dan botol-botol obat yang dibiarkan terbengkalai begitu saja, bangkai-bangkai kendaraan roda empat yang sudah berkarat dan ditumbuhi tanaman rambat, serta bangunan-bangunan sekolah bahasa yang hanya terlihat sebagian karena mayoritas dindingnya sudah tertutup tanaman rimbun hingga atap. Sekolah bahasa ini dulunya digunakan Badan Penanganan Pengungsi PBB, UNHCR, untuk meningkatkan keterampilan bahasa para pengungsi. Sebelum mendapat suaka di negara ketiga, para pengungsi diwajibkan memiliki keterampilan khusus dan menguasai bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris dan Perancis. 


Tempat-tempat ibadah juga tersedia di dalam area pengungsian ini. Terdapat vihara, mushala, gereja Kristen, serta gereja Katolik. Semua bangunan tersebut masih orisinil. Hanya vihara yang baru saja diperbaiki dan dicat ulang sehingga terlihat mencolok di antara bangunan-bangunan tua lainnya. Keadaan ini berbanding terbalik dengan gereja Kristen yang hampir tidak terlihat dari jalanan karena yang tersisa hanya tinggal puing yang tersembunyi di balik pepohonan. Sedangkan bangunan mushola dan gereja Katolik masih berdiri tegak. Namun yang paling menarik adalah Gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem karena ukurannya yang lumayan tinggi menjulang.

Untuk memasuki wilayah Gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem ini kita harus melalui jembatan kayu yang keadaannya sudah terlihat lapuk namun ternyata masih bisa dilewati pejalan kaki dengan aman. Bagi yang membawa kendaraan roda empat atau roda dua, bisa melewati jembatan jembatan baru yang terbuat dari semen di samping gereja. Gereja ini setiap harinya dijaga oleh seorang Bapak Petugas yang ramah. Menurut pengakuan beliau, bangunan gereja ini termasuk interiornya masih asli. Hanya sebagian dinding yang pernah dicat ulang serta atap yang pernah diganti. Di bagian samping gereja ini juga terdapat patung-patung, di antaranya patung Bunda Maria yang menginjak bola dunia di dalam sebuah perahu. Di kanan-kirinya terdapat dua patung singa putih yang di punggungnya terdapat tulisan dalam bahasa Vietnam dan Inggris. Tulisan berbahasa Inggrisnya berbunyi sebagai berikut: “O Mary, we are all deeply grateful for your protecting presence on our way to freedom. We always entrust our lives to you. Your care for us will be highly appreciated in our heart forever.” Kalimat rasa syukur yang sangat dalam maknanya bagi para pengungsi yang berhasil dengan pantang menyerah berusaha menemukan harapan baru demi kehidupan yang lebih baik.

Begitulah kira-kira gambaran Camp Vietnam di Pulau Galang, Batam. Tempatnya yang sunyi, pepohonan rimbun, dan bangunan-bangunan terbengkalainya akan membuat siapapun yang berkunjung ke sana terhanyut membayangkan pilunya sejarah tempat ini. Semoga dengan dibukanya tempat ini sebagai kawasan wisata sejarah akan selalu mengingatkan kita semua untuk selalu menjaga kedamaian agar tidak akan terjadi lagi tragedi-tragedi kemanusiaan lainnya.

Sumber : http://tourismnews.co.id/category/destinations/menengok-camp-vietnam-sejarah-pilu-manusia-perahu-di-batam
Tato Tertua di Dunia Ternyata Berasal dari Suku Mentawai

Tato Tertua di Dunia Ternyata Berasal dari Suku Mentawai

Seni rajah tubuh atau seni tato di dunia diduga berasal dari wilayah Indonesia, tepatnya dari tradisi suku Mentawai, Sumatera Barat. Inilah hal menarik lainnya dari Kepulauan Mentawai, yang selama ini juga termahsyur dengan pantai cantik dan ombak laut favorit para surfer dunia.


Menurut penelitian, suku Mentawai sudah menjalani tradisi merajah tubuh sejak awal kedatangan mereka di pantai barat Sumatera pada tahun 1500 SM – 500 SM. Sementara, bangsa Mesir, yang seringkali diduga sebagai pembuat tato tertua di dunia baru memulai tradisi tato pada tahun 1300 SM.

Tato, atau istilahnya dalam suku Mentawai yakni‘titi’ memiliki berbagai fungsi, salah satunya adalah sebagai simbol kesimbangan alam. Bagi suku Mentawai semua objek di alam termasuk hewan, tumbuhan, bahkan batu dipercaya memiliki jiwanya masing-masing. Maka objek-objek tersebut harus diabadikan di tubuh mereka. Selain itu tato juga menunjukkan identitas dan status sosial. Pemburu, misalnya, memiliki tato dengan ciri tersendiri yang berbeda dengan dukun, dan sebagainya. Namun ciri-ciri tersebut dapat dikreasikan sendiri sesuai keinginan sebagai bentuk seni.

Suku Mentawai menato tubuhnya sebanyak tiga tahap dalam hidupnya, yakni pada masa pubertas yakni usia 11-12 tahun, masa remaja akhir atau sekitar usia 18-19 tahun, dan masa dewasa. Pembuatan tato juga tidak asal-asalan. Diperlukan diskusi khusus antara para tetua dan kepala suku untuk menentukan hari dan bulan terbaik untuk menato serta penyelenggaraan upacara ritual.

Pembuatan tato pada Suku Mentawai menggunakan bahan-bahan tradisional, seperti kayu karai yang diruncingkan ujungnya serta pewarna yang terbuat dari campuran daun pisang dan arang tempurung kelapa. Sementara orang yang menato atau si tattoo artist disebut ‘Sipatiti’. Seorang sipatiti dibayar dengan seekor babi untuk jasa pembuatan tatonya.

Seni tato Mentawai memang diduga sebagai yang tertua di dunia, namun bukan berarti seluruh bentuk tato di dunia berasal dari suku Mentawai. Suku Dayak di Kalimantan dan suku Apache di Amerika juga sudah menjalani tradisi rajah tubuh sejak dahulu kala. Yang membedakan tato Mentawai dengan tato dari suku-suku lainnya adalah ciri khas garis lengkung memanjang yang selalu ada, baik di bagian dada, punggung, lengan, atau paha.

Sumber : http://tourismnews.co.id/category/art-culture/tato-tertua-diduga-berasal-dari-suku-mentawai
Suku Mentawai

Suku Mentawai

Di provinsi Sumatera Barat terdapat satu suku yang memiliki banyak kekhasan. Suku tersebut adalah suku Mentawai. Suku Mentawai terdapat di kepulauan Mentawai yang terdiri dari pulau-pulau yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Dalam beberapa pandangan tentang asal usul masyarakat Mentawai, ada yang mengatakan bahwa masyarakat Mentawai berada dalam garis orang polisenia. Menurut kepercayaan masyarakat Siberut, nenek moyang masyarakat Mentawai berasal dari satu suku/uma dari daerah Simatalu yang terletak di Pantai Barat Pulau Siberut yang kemudian menyebar ke seluruh pulau dan terpecah menjadi beberapa uma/suku.


Secara geografis, letak kepulauan Mentawai berhadapan dengan Samudera Hindia. Jarak kepulauan Mentawai dari Pantai Padang lebih kurang 100 kilometer. Secara turun temurun, suku Mentawai hidup sederhana di dalam sebuah Uma. Uma merupakan rumah yang terbuat dari kayu pohon. Arsitektur bangunan rumah Mentawai berbentuk panggung.


Masyarakat Mentawai banyak tinggal di kampung-kampung. Kampung yang terletak di pinggir sungai pedalaman meski ada yang berada di pinggir pantai. Tiap kampung terdiri dari tiga sampai lima wilayah yang disebut perumaan, yang berpusat pada satu rumah adat yang besar atau Uma. Suatu Uma merupakan bangunan yang besar dan megah. Panjang Uma mencapai hingga 25 meter dan lebarnya berkisar 10 meter. Kerangka Uma terbuat dari kayu bakau, lantainya dari batang nibung, dinding rumahnya dari kulit kayu, sedangkan atapnya dari daun sagu. Fungsi dari Uma sendiri adalah sebagai balai pertemuan umum untuk upacara dan pesta adat bagi anggota-anggotanya yang semuanya masih terikat hubungan kekerabatan menurut adat

Agama/kepercayaan masyarakat Mentawai adalah Arat Sabulungan. Arat berartiadat dan Sabulungan berarti bulu. Agama ini memiliki pandangan bahwa segala sesuatu yang ada, benda mati atau hidup memiliki roh yang terpisah dari jasad dan bebas berkeliaran di alam luas. Saat ini agama masyarakat Mentawai sudah bervariasi. Hal ini mengingat sudah banyak yang memeluk agama Islam atau Kristen. Dalam pemahaman masyarakat Mentawai bukan manusia saja yang memiliki jiwa. Hewan, tumbuh-tumbuhan, batu, air terjun sampai pelangi, dan juga kerangka suatu benda memiliki jiwa. Selain jiwa, ada berbagai macam ruh yang menempati seluruh alam semesta, seperti di laut, udara, dan hutan belantara.

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Mentawai menerapkan prinsip kesederhanaan. Hal itu terlihat dari cara berpakaian tradisional masyarakat Mentawai. Para lelaki mengenakan Kabit yakni penutup bagian tubuh bawah yang hanya terbuat dari kulit kayu. Sementara bagian tubuh atas dibiarkan telanjang. Untuk para wanita, mereka menutup tubuh bagian bawah dengan memakai untaian pelepah daun pisang hingga berbentuk seperti rok. Sementara untuk tubuh bagian atas, mereka merajut daun rumbia hingga berbentuk seperti baju.

Dalam hukum adat masyarakat Mentawai terdapat pandangan mengenai hutan. Masyarakat Mentawai memiliki kepercayaan bahwa kawasan seperti hutan, sungai, gunung, perbukitan, hutan, laut, dan rawa memiliki penjaga yaitu mahluk halus isebut lakokaina. Mereka yakin lakokaina ini sangat berperan dalam mendatangkan, sekaligus menahan rezeki.

Dalam melakukan kegiatan beerburu, pembuatan sampan, merambah/membuka lahan untuk ladang atau membangun sebuah uma maka biasanya dilakukan secara bersama oleh seluruh anggota uma dan pembagian kerja dibagi atas jenis kelamin. Setiap keluarga dalam satu uma membawa makanan (ayam, sagu, dll) yang kemudian dikumpulkan dan dimakan bersama-sama oleh seluruh anggota uma setelah selesai melaksanakan kegiatan/upacara.

Masyarakat Mentawai bersifat patrinial dan kehidupan sosialnya dalam suku disebut "uma". Struktur sosial tradisional adalah kebersamaan, mereka tinggal di rumah besar yang disebut juga "uma" yang berada di tanah-tanah suku. Seluruh makanan, hasil hutan dan pekerjaan dibagi dalam satu uma. Kelompok-kelompok patrilinial ini terdiri dari keluarga-keluarga yang hidup di tempat-tempat yang sempit di sepanjang sungai-sungai besar. Walaupun telah terjadi hubungan perkawinan antara kelompok-kelompok uma yang tinggal di lembah sungai yang sama, akan tetapi kesatuan-kesatuan politik tidak pernah terbentuk karena peristiwa ini. Struktur sosial itu juga bersifat egalitarian, yaitu setiap anggota dewasa dalam uma mempunyai kedudukan yang sama kecuali "sikerei" (atau dukun) yang mempunyai hak lebih tinggi karena dapat menyembuhkan penyakit dan memimpin upacara keagamaan.

Masyarakat Mentawai memiliki dua mata pencaharian utama, yaitu berburu dan berladang. Dimana dalam berburu mereka menggunakan peralatan seperti busur dan panah, dimana alat-alat tersebut dibuat sendiri dari kayu-kayu yang ada di hutan dengan cara-cara yang tradisional dan dilumuri dengan racun buatan mereka sendiri. Dalam berladang, khususnya dalam berladang sagu, suku Mentawai juga menggunakan peralatan-peralatan tertentu. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, dalam menanam sagu harus disertai dengan tahapan-tahapan tertentu. Seorang warga sedang berburu dengan busur dan panah, sambil mencoba mendengarkan suara buruan. Alat-alat serta sistem teknologi mereka pun dalam berladang dapat dikatakan masih tradisional seperti: tegle, suki, lading, kampak.
Rahasia di Balik SUPER SEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret)

Rahasia di Balik SUPER SEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret)

Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) adalah catatan sejarah yang sampai saat ini keabsahannya masih menjadi kontroversi. Secara umum, isi Supersemar adalah perintah Presiden Soekarno kepada Letnan Jendral Soeharto saat itu yang secara implisit mengalihkan tanggung jawab kepresidenan.

Adapun latar belakang keluarnya Surat Perintah pada tanggal 11 Maret 1966 ini, versi resminya adalah sebagai berikut. Menjelang akhir tahun 1965, operasi militer terhadap sisa-sisa G-30-S/PKI boleh dikatakan sudah selesai, hanya penyelesaian politik terhadap peristiwa tersebut belum dilaksanakan oleh Presiden Soekarno. PKI belum dibubarkan. Sementara krisis ekonomi semakin parah. Laju inflasi mencapai 650%. Tanggal 13 Desember 1965 bahkan dilakukan devaluasi, uang bernilai Rp 1.000,00 turun menjadi Rp 1,00. Sementara itu, harga-harga membumbung naik. Hingga pada bulan Januari 1966 para mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) dengan salah satu pentolannya Soe Hok Gie telah melakukan aksi demonstrasi kepada pemerintahan Soekarno. Selama 60 hari, dengan dipelopori para Mahasiswa Universitas Indonesia, seluruh jalanan ibukota dipenuhi demonstran. Aksi yang dilancarkan melalui demonstrasi maupun melalui surat kabar tersebut intinya mengecam Soekarno dan jajarannya yang tidak peduli kepada rakyat. Mreka menyampaikan Tri tuntutan rakyat (Tritura), yang isinya: Bubarkan PKI, Retool Kabinet Dwikora, dan Turunkan Harga.

Sementara itu, sejak terjadinya peristiwa gerakan 30 September 1965, terjadi perbedaan pendapat antara Presiden Soekarno dengan Jenderal Soeharto yang menjabat sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat. Perbedaan pendapat berfokus pada cara untuk mengatasi krisis nasional yang semakin memuncak setelah terjadinya G-30-S tersebut. Soeharto berpendapat bahwa pergolakan rakyat tidak akan reda selama PKI tidak dibubarkan. Sementara Soekarno mengatakan bahwa ia tidak mungkin membubarkan PKI karenahal itu bertentangan dengan doktrin Nasakom yang telah dicanangakan ke seluruh dunia. Perbedaan pendapat ini selalu muncul dalam pertemuan-pertemuan berikunya di antara keduanya. Soeharto kemudian menyediakn diri untuk membubarkan PKI asal mendapat kebebasan bertindak dari presiden.

Surat_Perintah_Sebelas_Maret_-_President_version

Pada tanggal 11 Maret 1966, Kabinet yang dijuluki “Kabinet 100 menteri” (karena jumlah menterinya mencapai 102 orang) mengadakan sidang paripurna untuk mencari jalan keluar dari krisis. Sidang diboikot, para mahasiswa mengadakan pengempesan ban mobil di jalan-jalan menuju ke istana. Ketika Presiden berpidato, Brigjen Sabur, Komandan Cakrabirawa (Pengawal Presiden) memberitahukan bahwa istana sudah dikepung pasukan tak dikenal. Meskipun ada jaminan dari Pangdam Jaya brigjen Amir Mahmud, bahwa keadaan tetap aman, Presiden Soekarno yang tetap merasa khawatir, pergi dengan helikopter ke Istana Bogor bersama Wakil Perdana Menteri Dr. Soebandrie dan Dr. Khairul Saleh.

Setelah itu, tiga perwira tinggi AD, Mayjen Basuki Rahmat (Menteri Urusan Veteran), Brigjen M. Yusuf (Menteri Perindustriian), dan Brigjen Amir Mahmud, dengan seizin atasannya yaitu Jenderal Soeharto yang menjabat Menpangand merangkap Pangkopkamtib, pergi menemui Presiden Soekarno di Bogor. Di sana ketiganya mengadakan pembicaraan dengan Presiden dengan didampingi ketiga Waperdam, yaitu Dr. Soebandrio, Dr. Khairul Saleh dan Dr. J. Leimena. Pembicaraan yang berlangsung berjam-jam itu berkisar seputar cara-cara yang tepat untuk menghadapi keadaan dan memulihkan keadaan presiden.

Akhirnya Presiden Soekarno memutuskan untuk membuat surat perintah yang ditujukan kepada Jenderal Soeharto, yang intinya adalah memberi wewenang kepada Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan memulihkan keamanan negara, menjaga ajaran Bung Karno, menjaga keamanan Presiden, dan melaporkan kepada Presiden. Jadi Soeharto diberi kewenangan untuk mengambil semua tindakan yang dianggap perlu guna mengatasi keadaan dan memulihkan kewibawaan Presiden. Teks surat dirumuskan oleh ketiga wakil perdana menteri bersama perwira tinggi AD yang disebut di atas ditambah dengan Brigjen Sabur sebagaisekretaris surat itu kemudian ditandatangani oleh Presiden. Serah terima secara resmi Surat Perintah 11 Maret 1966 dari ketiga Perwira Tinggi TNI-AD kepada Presiden Soeharto dilaksanakan saat itu juga, sekitar pukul 21.00 WIB, bertempat di Markas Kostrad. Surat inilah yang kemudian dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret (Super Semar).

Lepas tengah malam tanggal 11 Maret 1966, Jenderal Soeharto membubarkan PKI dengan dasar hukum surat perintah tersebut. PKI beserta ormas-ormasnya dilarang di seluruh Indonesia terhitung sejak 12 Maret 1966. Seminggu kemudian, 15 menteri yang dinilai terlibat dalam G-30-S ditahan. Dengan demikian, dua dari Tritura, sudah dilaksanakan, Namun kewibawaan Presiden Soekarno tidak pulih. Antara tahun 1966-1967 terjadi dualisme kepemimpinan nasional, yaitu Soekarno sebagai presiden dan Soeharto sebagai Pengemban Super Semar yang dikukuhkan dalam ketetapan MPRS No. IX/MPRS/66.

Soeharto kemudian ditugaskan membentuk Kabinet Ampera yang dibebani tugas pokok memulihakan perekonomian dan menstabilkan kondisi politik. Konflik kepemimpinan tampaknya berakhir setelah tanggal 20 Februari 1967, ketika Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Jenderal Soeharto selaku Pengemban Tap No. IX/MPRS/66.

Surat Perintah Sebelas Maret ini yang banyak dipublikasikan adalah versi resmi dari Markas Besar Angkatan Darat (AD) yang juga tercatat dalam buku-buku sejarah. Sebagian kalangan sejarawan Indonesia mengatakan bahwa terdapat berbagai versi Supersemar sehingga masih ditelusuri naskah supersemar yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno di Istana Bogor. Ada yang mengatakan nasakah aslinya sebanyak dua halaman, di pihak lain ada yang menyebutnya hanya satu halaman (seperti versi resminya).

Adapun menurut H.M. Yusuf Kalla yang merupakan orang kepercayaan Jenderal Yusuf –salah satu saksi hidup pada pembuatan Supersemar- mengatakan bahwa naskah asli Supersemar sebenarnya ada di tangan mantan Presiden Soeharto. Hal itu disampaikan Kalla di sela-sela kedatangannya melayat Jend. Andi Muhammad Yusuf, Kamis 9 September 2004. “Naskah aslinya, itu di tangan Pak Harto sebenarnya. Karena pada waktu malam itu, beliau (Jenderal Jusuf) menyerahkan ke Pak Harto,” kata Kalla. Saat ditanya soal kemungkinan adanya kopian yang dipegang Jend. Yusuf, Kalla mengatakan, “Tentu banyak dokumen-dokumen di tangan dia (Jenderal Jusuf). Dokumen-dokumen yang menyangkut tugas-tugas. Tapi itu milik pribadi beliau.” (dari www.tempointeraktif.com)

Nah, peristiwa 11 Maret ini sering dikatakan sebagai kudeta terselubung dari Soeharto terhadap Soekarno, padahal atas dasar beberapa referensi yang saya dapat, hal ini sebenarnya kurang tepat.

Secara pengertian, kudeta (coup d’etat) merupakan pengambilan atau penggulingan kekuasaan (seizure of, topple of, state power) secara paksa dan mendadak. Atau bisa diartikan bahwa ketika terjadi kudeta dari A ke B, maka saat itu juga si A kehilangan kekuasaan dan si B mengemban kekuasaan sepenuhnya.

download

Dengan adanya Supersemar, Letjen. Soeharto saat itu belum menjadi penguasa tertinggi di Indonesia. Secara de facto dan de jure, Soekarno masih berstatus Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, bahkan Pemimpin Besar Revolusi. Banyak diceritakan bahwa Soekarno didesak untuk melakukan perlawanan fisik terhadap klik Soeharto, namun Soekarno yang cinta damai menolaknya dan memilih untuk melewati jalan damai akan konflik politiknya dengan Soeharto.

Soekarno sendiri dalam setiap kesempatan terus menerus menyampaikan penolakan terhadap tekanan-tekanan Soeharto. Sedikitnya, ia sering membantah laporan luar negeri bahwa dirinya telah digulingkan oleh Soeharto. Berikut adalah pernyataannya yang ia sampaikan pada sambutan Peringatan Idul Adha di Masjid Istiqlal 1 April 1966, 3 minggu stelah keluarnya Supersemar.

“Sang duta besar kita harus menerangkan lagi, menerangkan bahwa berita-berita surat kabar- surat kabar nekolim itu tidak benar. President Soekarno has not been toppled, Presiden Soekarno tidak digulingkan. President Soekarno has not been ousted. Presiden Soekarno tidak ditendang keluar. President Soekarno is still president. Presiden Soekarno masih tetap presiden. Presiden Soekarno is still supreme commander of the armed forces. Presiden Soekarno masih tetap Panglima Tertinggi daripada Angkatan Bersenjata!”

Adapun mengenai Supersemar itu sendiri, pada sambutannya memperingati 40.000 jiwa pahlawan Sulawesi Selatan di Istora pada 10 Desember 1966, Soekarno mengingatkan bahwa:

“It (Supersemar) is not a transfer of authority kepada General Soeharto. Ini sekadar perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk menjamin jalannya pemerintahan, untuk ini, untuk itu, untuk itu. Perintah itu bisa juga saya berikan, misalnya, kepada Pak Mul. Muljadi Pangal (Panglima Angkatan Laut, pen.). Saya bisa juga perintahkan kepada Pak Sutjipto Judodihardjo, apalagi dia itu Pangak (Panglima Angkatan Kepolisian, pen.). Saya bisa: He, Sdr. Tjip Pangak, saya perintahkan kepadamu untuk keamanan, kestabilan jalannya pemerintahan. Untuk keamanan pribadi Presiden/Pemimpin Besar Revolusi dan lain-lain sebagainya. I repeat again: it is not a transfer of authority. Sekadar satu perintah! Mengamankan! ”

Namun sejarah mencatat bahwa Soeharto memanfaatkan Supersemar untuk sedikit demi sedikit mengambil alih kekuasaan Soekarno. Bahkan dia memantapkan tujuannya itu dengan cara merekayasa terselenggaranya Sidang Umum (SU) MPRS pada Juli 1966. Hasilnya, 2 ketetapan yang “mendukung” Soeharto, keluar, yaitu TAP No. IX/1966 dan TAP No. XV/1966. Dengan adanya ketetapan ini maka seolah Supersemar telah “dikukuhkan”, dari hanya “sekedar” perintah eksekutif, menjadi “ketetapan” yang hanya MPR itu sendiri yang berkewenangan untuk mencabutnya. TAP yang pertama memberikan jaminan terhadap Letnan Jendral Soeharto, untuk setiap saat menjadi presiden “apabila Presiden berhalangan”. Namun, MPRS saat itu tidak memberikan penjelasa apapun tentang apa yang dimaksud dengan “berhalangan”.

Sejak SU MPRS ini, kesan terjadinya dualisme kepemimpinanpun semakin hebat. Padahal dualisme kepemimpinan ini hanya rekayasa. Yang sebenarnya terjadi adalah adanya semacam perlawanan politik dari Soeharto kepada Soekarno. Apapun yang diucapkan Soekarno, selalu mendapat penentangan dari militer yang sepenuhnya dikendalikan Soeharto, serta para mahasiswapun terus-menerus berdemonstrasi di seluruh pelosok tanah air.

Di satu pihak, Soeharto hampir sepenuhnya mengambil alih kekuasaan, di pihak lain Soekarno terus-menerus meneriakkan bahwa dirinya masih Presiden dan Panglima Tertinggi yang sah.

“Dualisme kepemimpinan nasional” yang semakin kuat ini menimbulkan isu publik bahwa penyerahan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto merupakan jalan terbaik untuk mengakhiri krisis politik. Karena bargaining power-nya yang semakin lemah, Soekarno tidak punya pilihan lain kecuali berkapitulasi. Beberapa permintaannya pun ditolak, seperti jaminan keamanan dan sebagainya.

Maka, pada 20 Februari 1967 sekitar pukul 5 sore Soekarno di Istana Merdeka menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan. Soeharto datang sendiri ke Istana didampingi beberapa petinggi militer. Namun, pengumumannya ditunda hingga “saat yang tepat”. Oleh sebagian sejarawan, peristiwa 20 Februari 1967 inilah yanga dikategorikan sebagai “kudeta” Soeharto terhadap Presiden Soekarno. Dengan dokumen tersebut, Soekarno kehilangan semua kekuasaannya. Sebaliknya, Soeharto de facto menjadi kepala pemerintahan Indonesia.

Tanggal 22 Februari 1967 pagi, berita tentang penyerahan kekuasaan Soekarno kepada Soeharto ternyata sudah bocor ke luar. Bahkan sudah ada koran yang memberitakannya Menjelang pengumuman dokumen penting itu pada 22 Februari 1967 pukul 19:00, Soekarno dengan wajah kesal bertanya kepada Soeharto yang duduk disampingnya sambil menunjuk-nunjuk Koran yang dimaksud: “Kenapa beritanya sudah bocor?” Soeharto jawab sambil tersenyum: “Cuma menerka-nerka saja……”

Perhatikan Diktum pertama pengumuman Presiden Soekarno pada 22 Februari 1967 ini: “Kami Presiden RI/Mandataris MPRS/Pangti ABRI terhitung mulai hari ini menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Pengemban Ketetapan MPRS No IX/MPRS/1966 Jenderal TNI Soeharto sesuai dengan ji- wa Ketetapan MPRS No XV/ MPRS/1966 dengan tidak mengurangi maksud dan jiwa UUD 1945.”

misterius

Jadi, penyerahan kekuasaan Soekarno kepada Soeharto didasarkan pada TAP MPRS No XV/MPRS/1966 yang menyatakan bahwa “Apabila Presiden berhalangan, maka pemegang Surat Presiden 11 Maret 1966 memegang jabatan Presiden”. Tapi, apakah Soekarno ketika itu berhalangan atau berhalangan tetap sehingga ia tidak lagi bisa menjalankan kekuasaannya? Tidak, menurut Prof. Dahlan Ranuwihardjo, yang saya kutip dari http://www.suarapembaruan.com, Soekarno sehat wal’afiat ketika mengumumkan transfer of power-nya di Istana. Secara fisik, ia masih gagah perkasa, apalagi muncul dengan seragam kebesarannya, lengkap dengan segala atribut kehormatan di dadanya yang bidang. Soekarno sengaja dibuat “berhalangan” – dalam arti pemerintahannya tidak lagi efektif, selama kurang-lebih 8 bulan oleh klik militer pimpinan Soeharto, sehingga timbul kesan berbahaya karena Indonesia tidak memiliki pemerintahan yang efektif.

Wallaahu a’lam. Bagaimana menurut Anda?

Sumber :
- http://diarydiar.wordpress.com/2013/11/06/rahasia-di-balik-super-semar/
- www.suarapembaruan.com/News/2008/03/11/index.html, 19 September 2008
- www.tempointeraktif.com, 19 September 2008
- www.antara.co.id, 19 September 2008
- indonesiakemarin.blogspot.com, 19 September 2008
- Wikipedia Indonesia, www.wikipedia.or.id
- www.youtube.com, (Arsip Nasional RI, cuplikan pidato Soekarno)

5 Negara Yang Mengeruk Keuntungan Dari Kekayaan Alam Indonesia Sumber

5 Negara Yang Mengeruk Keuntungan Dari Kekayaan Alam Indonesia Sumber

Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil sumber daya alam seharusnya dengan kekayaan ini Indonesia mampu mensejahterakan rakyatnya namun nyatanya sampai saat ini Indonesia masih jauh dari kata sejahtera. Karena ketidak mampuan Indonesia mengolah hasil kekayaan alam yang sangat kaya membuat perusahaan dari luar negeri yang sudah menguasai teknologi canggih masuk ke Indonesia dan mengolah hasil sumberdaya alam yang ada di Indonesia, namun kekayaan alam yang ada di Indonesia ternyata hanya menguntungkan negara negara asal perusahaan tersebut. 
Berikut beberapa negara yang menikmati hasil kekayaan Indonesia :

1. Amerika Serikat 


Di bidang tambang dan pengelolaan blok migas, Amerika Serikat merupakan salah satu pemain utama di Indonesia. Tentu masyarakat sangat familiar dengan Freeport McMoran, perusahaan tambang yang mengelola lahan di Tembagapura, Mimika, Papua. Produksi tambang itu per hari mencapai 220.000 ton biji mentah emas dan perak. Selain Freeport, masih ada Newmont, perusahaan asal Colorado, Amerika, yang mengelola beberapa tambang emas dan tembaga di kawasan NTT dan NTB.
Tahun lalu, setoran perusahaan ke pemerintah mencapai Rp 689 miliar, sudah mencakup semua pajak, dari keuntungan total mereka. Jika dari NTT saja, pada 2012 pendapatan Newmont mencapai USD 4,17 juta. Belum lagi sederet operator migas yang rata-rata kelas kakap sebagai mitra pemerintah menggelola blok migas. Chevron, memiliki jatah menggarap tiga blok, dan memproduksi 35 persen migas Indonesia. Disusul ConocoPhilips yang mengelola enam blok migas. Perusahaan yang telah 40 tahun beroperasi di Indonesia ini merupakan produsen migas terbesar ketiga di Tanah Air. Lalu, tentu saja ExxonMobil yang bersama Pertamina menemukan sumber minyak 1,4 miliar barel dan gas 8,14 miliar kaki kubik di Cepu, Jawa Tengah. 

2. China 


Negeri Tirai Bambu sangat aktif mencari sumber energi non-migas dari negara lain, termasuk Indonesia. Salah satu investasi besar mereka di Tanah Air adalah bidang batu bara. Selain itu, SDA seperti nikel dan bauksit juga diincar perusahaan-perusahaan China. Perusahaan tambang skala menengah dan besar China bergerak di seluruh wilayah. Mulai dari Pacitan, Jawa Timur, sampai Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara.
Salah satu perusahaan besar adalah PT Heng Fung Mining Indonesia yang berinvestasi di bidang nikel, di Halmahera, Maluku, dengan target produksi bisa mencapai 200 juta ton. PetroChina, perusahaan migas pelat merah China juga mengelola beberapa blok. Salah satu yang baru ini tersorot adalah 14 blok di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang disegel pemerintah setempat karena persoalan CSR. 

3. Inggris 


British Petroleum (BP) adalah operator lama sektor migas di Indonesia. Mengelola blok gas Tangguh di Papua, lewat anak perusahaan BP Berau, investasi terbaru perusahaan asal Inggris itu di blok tersebut mencapai USD 12,1 miliar. BP mengelola Blok Tangguh Train III, dengan 60 persen jatah mereka dapat diekspor ke Asia Pasifik, sementara 40 persen disalurkan ke Indonesia.
Pasokan gas yang dibutuhkan PLN juga akan disalurkan oleh BP. Kerja sama strategis tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) pasokan gas alam cair untuk pembangkit milik PLN sebesar 230 mmscfd. Perusahaan dan investor lain asal Inggris saat ini sedang mengincar sektor sumber daya alam strategis lainnya. Khususnya di bidang industri ramah lingkungan. 

4. Prancis 


Perusahaan migas asal Negeri Anggur, Total, sudah bermitra cukup lama dengan pemerintah Indonesia. Total E&P Indonesie mengelola blok migas Mahakam, Kalimantan Timur. Total bekerjasama dengan Inpex Corp dalam mengelola blok Mahakam. Total mengendalikan 50 persen saham di blok tersebut dan Inpex sisanya. Pada 2008, Total mengajukan proposal untuk memperpanjang kontrak karena ingin melakukan investasi lebih lanjut. Total memproyeksikan Blok Mahakam pada 2013 memberikan pendapatan US$ 8,92 miliar.
Selain Total, perusahaan Prancis lain, Eramet, berinvestasi di kawasan timur Indonesia. Eramet beroperasi di Indonesia melalui kepemilikan saham pada PT Weda Bay Nickel di bawah konsorsium Strand Mineralindo. Investasi proyek pengolahan dan pemurnian (smelter) bahan tambang di Halmahera Utara, Maluku tersebut mencapai US$ 5 miliar (Rp 50 triliun) dengan kapasitas 3 juta ton per tahun. 

5. Kanada 


Canadian International Development Agency (CIDA) mengembangkan 12 proyek di Sulawesi saja, semuanya berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam. Sheritt International dan Vale juga membuka tambang di Indonesia. Khusus Vale, investasi di Sulawesi Tengah mencapai USD 2 miliar. Melalui Nico Resources yang menjadi perpanjangan tangan perusahaan migas Calgary asal Kanada, kini ada 20 blok yang dikelola, pengelola blok terluas di Indonesia.
Mitos dan Fakta Pamali Orang Jawa

Mitos dan Fakta Pamali Orang Jawa

Apakah anda pernah mendengar kata “pamali” ? atau kalau anda orang Jawa mungkin kata “ora ilok”. Ya, pamali atau ora ilok merupakan salah satu tradisi (mitos) orang jaman dulu. Bentuknya berupa larangan yang apabila dilanggar akan mendapat semacam kutukan. Akan tetapi sampai sekarang masih ada orang tua yang menggunakan beberapa pamali untuk melarang anak-anaknya.


Yang menjadi pertanyaan adalah apabila kita melanggar pamali tersebut apakah benar sebuah kutukan yang menyertainya akan menimpa kita? Menurut saya tidak serta merta demikian. Beberapa saat yang lalu saya pernah bertanya kepada bapak saya tentang masalah pamali ini, dan ternyata jawabannya memuaskan saya, masuk akal bagi saya. Ternyata larangan beserta kutukannya itu mengandung sebuah nasehat yang sangat baik isinya. Berikut mitos-mitos yang terdapat pada daerah di jawa :

1. Mitos : Aja mangan neng ngarep lawang mundhak angel jodho. Jangan makan di depan pintu nanti susah mendapatkan jodoh.

Fakta : Jangan makan di depan pintu karena pintu itu tempat orang lewat, berlalu-lalang. Selain tidak sopan karena makan tidak pada tempatnya juga akan merepotkan diri sendiri dan orang lain. Ada resiko makanan tumpah juga karena tersenggol orang yang lewat.

2. Mitos : Aja tangi kawanen mundhak rejekine dithothol pitik. Jangan bangun kesiangan nanti rejekinya dipatuk ayam.

Fakta : Logikanya orang yang terlambat bangun tidur maka terlambat pula ia berangkat kerja untuk mencari rejeki. Akibatnya bisa kehilangan rejeki. Jadi rejekinya hilang memang karena terlambat masuk kerja, bukan ulah ayam yang nothol (mematuk) rejekinya orang yang bangun terlambat.

3. Mitos : Yen mangan kudu dientekke mundhak pitike padha mati. Kalau makan harus dihabiskan agar ayamnya tidak pada mati.

Fakta : Ini berhubungan dengan etika hidup, bahwa kita dilarang menyisakan-untuk dibuang-makanan. Orang tua bersusah payah mencarikan nafkah untuk anak-anaknya, maka jangan sekali-kali membuang dan menghambur-hamburkannya. Nah, masalah ayam mati itu hanya untuk menakut-nakuti anak-anak karena jaman dulu ayam masih merupakan peliharaan yang lumayan berharga, jadi memang benar-benar dijaga jangan sampai hilang atau mati sia-sia. Kalau jaman sekarang sudah tidak pas lagi karena sekarang sudah jarang orang memelihara ayam. Kalau tidak punya ayam lalu ayamnya siapa yang mati kalau kita tidak menghabiskan makanan?

4. Mitos : Yen nyapu sing resik mundhak bojone jebresen. Kalau menyapu yang bersih agar besok suaminya tidak brewokan (wajahnya dipenuhi rambut).

Fakta : Ini berhubungan dengan etos kerja. Kerja apapun itu harus dilakuakan dengan sungguh-sungguh. Kalau menyapu ya harus bersih, dimanapaun aturannya seperti itu. Lalu kenapa harus ada ancaman mendapat suami brewokan ? Jaman dulu orang brewokan diidentikkan dengan orang jahat, pelaku kriminal, jadi para gadis yang jaman dulu tugasnya hanya bersih-bersih rumah ditaku-takuti dengan pria brewokan itu. Hal ini juga sudah tidak pas diterapkan di masa sekarang. Pertama karena sekarang yang namanya orang jahat belum tentu brewokan ( koruptor gak brewokan juga nyikat duit rakyat), justru yang brewokan dianggap seksi. Kedua karena sekarang anak laki-laki juga sering menyapu atau membersihkan rumah, kalau tidak bersih masak iya istrinya besok brewokan?

5. Mitos : Aja nglungguhi bantal mundhak wudunen. Jangan duduk diatas bantal nanti bisa bisulan.

Fakta : Bantal itu merupakan tempat untuk kepala, maka tidaklah sopan jika digunakan untuk pantat (diduduki). Jadi ini berhubungan dengan nilai kesopanan. Tidak ada hubungannya dengan ilmu kesehatan apalagi sampai ilmu perbisulan.

6. Mitos : Yen wektu maghrib aja dolan mundhak digondhol wewe gombel. Waktu maghrib jangan bermain keluar rumah nanti diculik hantu Wewe Gombel.

Fakta : Maghrib itu adalah masuknya waktu malam, seharusnya digunakan untuk sholat dan mengaji (bagi Muslim), belajar, atau paling tidak istirahat setelah seharian beraktivitas. Jadi larangan ini berhubungan dengan kedisiplinan, bukan berhubungan dengan dunia persetanan. Adapun wewe gombel dalam masyarakat Jawa adalah sejenis hantu wanita yang bermuka rusak dan berambut panjang berantakan (mirip kuntilanak) dengan satu ciri khas yaitu : payudara yang menjuntai ke bawah sampai sebatas lutut.

Kesimpulannya, pamali itu hanya mitos-mitos yang dibuat oleh orang tua jaman dulu agar anak-anaknya menuruti nasehatnya. Tetapi dibalik semua mitos dan ancaman kutukan itu tersirat nasehat yang sangat baik, bermakna, dan berguna bagi kita dalam menjalani kehidupan.

Sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/03/16/mitos-dan-fakta-pamali-orang-jawa-537479.html