Kota Ende di Flores, Nusa Tenggara Timur mempunyai ikatan sejarah yang kuat berkaitan dengan Bung Karno. Di kota inilah Soekarno pernah diasingkan oleh Belanda pada tahun 1934-1938.
Selama dalam masa pengasingan di kota kecil nan damai inilah, Bung Karno justru banyak menghabiskan waktunya untuk berpikir dan merenungkan masa depan bangsa. Konon, setiap sore selama di Ende Bung Karno selalu duduk merenung di bawah sebuah pohon sukun di tepi pantai. Diyakini gagasannya tentang Pancasila terlahir dalam proses perenungannya di bawah pohon ini.
Selama di Ende, Soekarno tinggal di sebuah rumah sederhana yang berjarak 100 meter dari pantai. Terletak di jalan Perwira, Kelurahan Kotaraja Kecamatan Ende Utara (Kota Ende). Lokasi ini berjarak kurang lebih 1 km dari pusat kota dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dan roda dua maupun dengan berjalan kaki.
Rumah ini cukup luas, bangunannya memiliki luas 9×12 meter dengan pekarangan yang besar. Situs ini merupakan sebuah rumah tua berarsitektur Belanda, materialnya lebih didominasi bahan kayu. Di halaman rumah ada banyak tumbuhan yang menambah asri pekarangan.
Rumah pengasingan itu masih dijaga, dirawat dan dipertahankan keasliannya oleh Pemerintah Kabupaten Ende. Rumah Pengungsian Bung Karno ini telah dibuka untuk umum sejak 16 Mei 1954. Peresmiannya dibuka langsung oleh Bung Karno.
Semua barang koleksi Bung Karno masih tersimpan di dalam rumah ini, seperti foto keluarga, beberapa lukisan, dua buah tongkat berkepala monyet, dan lampu aladin dr Haji Sitti Mahani Sarimin, teman bu Inggit, istri bung Karno saat itu. Ganlobers juga bisa melihat biola kesayangan milik sang proklamator juga ada di lemari penyimpanan tersebut.
Di dalam rumah juga terdapat kamar yang sering digunakan Bung Karno untuk sembahyang dan bersujud. Konon, bekas sujudnya masih membekas di lantai.
Datang ke situs Bung Karno, bisa mempelajari lebih dekat mengenai Sang Proklamator. Ganlobers bisa berkunjung ke tempat ini setiap hari, antara pukul 09.00-13.00 WITA dengan hanya membayar uang sumbangan secara sukarela.
Sumber : http://ganlob.com/2013/06/14214/mengenang-bung-karno-di-ende/