WISATA MONUMEN KAPAL SELAM (MONKASEL) SURABAYA



Kapal selam yang dijadikan Monumen di Surabaya ini adalah KRI Pasopati 410. KRI Pasopati 410 merupakan kapal selam jenis SS tipe Whiskey Class buatan Rusia tahun 1952, dan mulai bergabung dengan TNI Angkatan Laut pada tahun 1962, ketika masa Operasi Trikora untuk merebut kembali Irian Barat dari Belanda. Kapal selam tipe Whiskey Class merupakan salah satu kapal selam terbaik di masanya, sehingga pada masa itu kekuatan TNI AL cukup disegani di mata dunia. KRI Pasopati memiliki panjang 76 meter dan lebar 6,3 meter, dengan bobot penuh 1300 ton, membuat kapal selam ini menjadi monumen kapal selam terbesar di Asia. Mesin penggerak utama adalah mesin diesel untuk bergerak di permukaan laut, dan motor listrik untuk bergerak dalam posisi menyelam. Jumlah awak yang bisa diangkut adalah 63 orang.

Walaupun berbentuk monumen, bagian dalam KRI Pasopati bisa dimasuki pengunjung yang ingin melihat-lihat. Pengunjung masuk dari bagian depan, dan keluar di bagian belakang kapal selam. Bagian kabin kapal selam terbagi menjadi 7 ruangan dan dipertahankan tetap seperti aslinya, sehingga sangat menarik untuk dilihat. Masing-masing ruangan dipisahkan oleh pintu bundar, di mana dalam kondisi bertempur pintu tersebut harus dalam keadaan tertutup. Ketika kami berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain di dalam kapal selam, rupanya agak sulit untuk melewati pintu tersebut, karena posisinya yang rendah dan diameter yang tidak terlalu besar. Di dalam kabin kita juga bisa melihat ruangan yang digunakan untuk tidur dan bekerja, termasuk WC yang digunakan oleh awak kapal. Saat ini di kabin kapal selam sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan, namun ketika kami datang ke sana sedang musim liburan, maka monumen ini penuh dikunjungi terutama oleh anak-anak, membuat pendingin ruangan seperti tidak berfungsi.



Salah satu hal menarik yang perlu dilihat adalah torpedo dan peluncurnya. KRI Pasopati dilengkapi dengan 6 peluncur torpedo, 4 di bagian depan dan 2 bagian belakang. Torpedo yang digunakan memiliki panjang 7 meter, dengan total jumlah yang bisa diangkut kapal ini 12 buah torpedo. Hal menari lain yang juga patut dilihat adalah periskop, atau alat yang digunakan untuk melihat kondisi di permukaan ketika kapal sedang menyelam. Panjang periskop di KRI Pasopati ini 9 meter, dan ketika saya mencoba mengintip di tempat melihat, rupanya periskop ini masih berfungsi. Yang terlihat tentu saja bukan kondisi laut, melainkan gedung pertokoan Surabaya Plaza yang terletak di sebelah Monkasel.

Di bagian belakang monumen terdapat Video Rama, yaitu ruangan tempat pemutaran film yang mengisahkan sejarah dan peran kapal selam di Indonesia, sejarah KRI Pasopati, keterlibatannya di pertempuran Laut Aru, serta bagaimana proses pembangunan dan pemindahan KRI Pasopati untuk menjadi monumen di tempat yang sekarang. Pemutaran film berlangsung setiap jam, dan di musim liburan tempat ini penuh sesak oleh pengunjung. Selain itu terdapat juga kafe, stan suvenir dan fasilitas rekreasi air di Sungai Kalimas.

Ide mendirikan Monkasel diawali keinginan untuk mengenang mereka yang berjuang mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia di laut, sekaligus sebagai warisan nilai sejarah yang mencerminkan Indonesia sebagai Negara Maritim. Konstruksi monumen dimulai pada bulan Juli 1995. Pada saat bersamaan, KRI Pasopati 410 “diiris” menjadi 16 bagian di PT PAL Indonesia, kemudian bagian per bagian dibawa ke lokasi monumen dan dirangkai kembali di atas pondasi monumen. Monkasel diresmikan oleh KSAL Laksamana Arief Kushariadi pada tanggal 27 Juni 1998, dan dibuka untuk umum pada tanggal 15 Juli 1998. Saat ini Monkasel telah menjadi salah satu obyek wisata favorit di Surabaya.

sumber