SEJARAH KOTA KEDIRI


Kediri pada dasarnya sangat dekat dengan sejarah raja-raja Jawa Khususnya kerajaan Kediri, seperti Joyoboyo, Dhaha (Raja Panjalu), Empu Sendok, R. Wijaya, Airlangga, dan Gajah Mada. Masyarakat Kediri mendasarkan hidupnya pada bercocok tanam dan membangun industri berbasis agraris. Filosofi-filosofi Jawa dan perdamaian adalah fokus dalam kehidupan masyarakat.

Nama Kediri berasal dari batu tulis “Harinjing ” yang ditemukan di desa Siman, Kabupaten Kepung. Diawali dengan tokoh yang bernama Bagawanta Bari berhasil menyelesaikan bendungan sungan Sarinjing untuk menyuburkan tanah pertanian. Karena jasanya, dia menerima “Tanah Pradikan” di desa Culanggi (Besowo, Kabupaten Kepung) pada 25 Maret SM. Hadiah tersebut diberikan oleh raja Rake Layang Dyah Tulodong yang menguasai Kerajaan Mataram. Karena kejadian tersebut, hari jadi Kediri ditetapkan tanggan 25 Maret setiap tahunnya.

Secara Geografis Kabupaten Kediri terletak di belahan Selatan Propinsi Jawa Timur. Secara Ekologis, Wilayah Kabupaten Kediri diapit oleh dua Gunung yang berlawanan sifatnya, yaitu Gunung Kelud di Sebelah Timur yang bersifat Vulkanik dan Gunung Wilis di Sebelah Barat yang bersifat non vulkanik. di bagian tengah wilayah Kabupaten Kediri melintang aliran Sungai Brantas, yang membelah wilayah Kabupaten Kediri menjadi dua bagian dengan hamparan dataran rendah berupa daerah persawahan subur di sebelah timur sungai berantas.

Ibukotanya adalah Kediri. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Jombang di utara, Kabupaten Malang di timur, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung di selatan, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo di barat, serta Kabupaten Nganjuk di barat dan utara.

Kabupaten Kediri terdiri atas 23 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Ibukota kabupaten ini adalah Kediri, namun kini pusat pemerintahan mulai dipindahkan secara bertahap ke kecamatan Pare.

Potensi Wisata
Petilasan Sri Aji Joyoboyo. Petilasan ini terletak di Desa Menang Kec. Pagu, sekitar 8 km ke arah Timur dari kota Kediri. Merupakan ternpat dimana Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso (hilang bersama jasadnya). Sri Aji Joyoboyo adalah Raja Kediri pada abad XII dan terkenal dengan kitab ” JONGKO JOYOBOYO ” yang berisi tentang ramalan-ramalan kejadian di masa yang akan datang. Setiap 1 Suro di adat yang diadakan oleh Yayasan Hontodento – Yogyakarta bersama dengan Pemerintah Kabupaten Kediri. Pada Obyek Wisata ini para pengunjung bisa menyaksikan bangunan peninggalan Kerajaan Kediri, seperti tempat mukso, bangunan balai – balai dan kuluk setinggi + 4 meter.

Arca Totok Kerot merupakan arca berbentuk raksasa wanita berkalung tengkorak dengan tinggi arca + 300 cm, terletak di Dusun Kunir Desa Bulupasar Kecamatan Pagu + 8 Km ke arah timur dari kota Kediri. Legenda Totok Kerot dimulai dari seorang putri cantik dari Blitar yang melamar Sri Aji Joyoboyo. Karena lamaran ditolak, maka terjadilah pertempuran antara pasukan Lodoyo melawan pasukan Menang. Akhirnya, putri tersebut dikutuk oleh Sri Aji Joyoboyo sehingga berubah wujud patung raksasa wanita berbentuk dwarapala yang dikenal dengan nama TOTOK KEROT.

Candi Surowono. Merupakan tempat penyucian Raja Wengker yaitu salah seorang Raja Bawahan pada masa Pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit. Berbentuk Bujursangkar dengan ukuran 8 x 8 meter dan didirikan pada 1400 Masehi. Daya Tarik obyek wisata Candi Surowono adalah bangunan candi hasil karya sejarah peninggalan masa lalu dan bangunan terowongan bawah tanah vang dialiri air jernih dengan jalan yang bercabang – cabang cukup banyak yang terletak + 100 meter dari bangunan candi. Candi Surowono, terletak di Desa Canggu Kecamatan Pare, sekitar 25 Km arah Timur Laut dari Kota Kediri.

Gunung Kelud: Adalah Wisata Alam yang terletak di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngancar dengan obyek kawah Gunung Berapi yang masih aktif, hamparan muntahan lava dari Gunung Kelud, tebing terjal sebelah Selatan, terowongan Ampera sepanjang ? 100 Meter dan pemandangan alam yang mempesona, bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat, dari Kota Kediri menuju Kecamatan Ngancar ? 27 Km dari Kecamatan Ngancar menuju Desa Sugihwaras ? 5 Km dari Desa Sugihwaras menuju Obyek Wisata Kawah Gunung Kelud ? 5 Km

Air Terjun Dolo. Berada di ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. jatuh air dari ketinggian + 125 m terletak di Dusun Besuki Desa Jugo, Kecamatan Mojo + 25 Km ke arah Barat Kota Kediri dengan kondisi jalan 85 hotmix.

Air Terjun Ngleyangan. Air terjun Ngleyangan disebut juga air terjun sekartaji + 20 Km ke arah Barat Laut Kota Kediri tepatnya di Dusun Goliman Desa Parang Kecamatan Banyakan. Jatuhnya air dari ketinggian + 123 Meter merupakan daya tarik obyek wisata ini disamping udara sejuk karena berada diketinggian 800 meter dari permukaan laut sekaligus merupakan wahana wisata yang mengasyikkan karena rimbunnya pepohonan hutan disekitarnya.

Taman Wisata Sumber Ubalan. Daya tarik wisata Sumber Ubalan berupa hutan lindung alami dengan berbagai jenis pohon hutan yang luasnya kurang lebih 10 Ha. disamping itu juga sumber air di tengah hutan yang berhawa sejuk. Kawasan Sumber Ubalan juga menyediakan kolam renang, kolam pancing, panggung terbuka, kolam perahu, restoran, mainan anak-anak, taman yang ditata indah dan asri. Sumber Ubalan terletak kurang lebih 18 Km ke arah timur Kota Kediri tepatnya di Dusun Kalasan Desa Jarak Kecamatan Plosoklaten, dapat ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan.

Gereja Tua Puh Sarang. Adalah Gereja Tua Umat Katholik yang dibangun dengan swadaya umatnya bersama Ir. Hendricus Maclaine Port dengan prakarsa Yolianes Humbertus Walters CM pada tahun 1931. Hal yang unik dari bangunan Gereja Puh Sarang adalah reng dan usuk atap gereja terbuat dari bentangan kawat baja, sedang konstruksi dindingnya terbuat dari campuran pasir dan tetes tanpa semen. Gereja Puh Sarang terletak di Desa Puh Sarang Kecamatan Semen. Untuk mencapai Gereja Puh Sarang dapat menggunakan segala jenis kendaraan + 9 Km ke arah Barat Kota Kediri..

Air Terjun Irenggolo Merupakan wisata alam yang masih asli, terletak di desa Jugo Dusun Besuki Kecamatan Mojo + 20 Km. ke arah Barat Daya Kota Kediri. Air Terjun dengan ketinggian 80 Meter dengan pemandangan alam yang indah

Kabupaten Kediri mempunyai sejumlah tempat wisata menarik lainnya Simpang Lima Gumul (SLG), juga dibangun monumen berkelas dunia. Monumen Gumul ini bentuk dan ukurannya sama dengan monumen L’Arc de Triomphe yang ada di Perancis.

Terdapat sejumlah pondok pesantren besar di Kabupaten Kediri, diantaranya yang terkenal Ponpes Lirboyo dan Ponpes LDII Mburengan Banjaran.
Klub sepakbola Persik Kediri berasal dari Kotamadya Kediri, pernah menjuarai kompetisi sepakbola Liga Indonesia Tahun 2003.Kabupaten Kediri memiliki klub sepakbola Persedikab yang berada di Divisi 1

Kota Kediri
Kota ini awalnya berupa sebuah Kerajaan Kediri. Tapi pada akhirnya dipilah menjadi dua kerajaan, yaitu kerajaan Jenggala dan Panjalu. Raja kerajaan Kediri yang terkenal adalah Jayabaya. Raja ini terkenal dengan karyanya yang berupa “Jangka Jayabaya” yang berisi sebuah ramalan-ramalan yang akan terjadi pada negeri ini kelak.Setelah kejayaan tersebut, kerajaan Kediri perlahan-lahan tenggelam dan menurut sejarah Raja terakhir Kerajaan Kediri Kertajaya, beliau meninggal dalam petempuran di desa Tumapel dalam perlawanan melawan Ken Arok pada 1222, Ken Arok ialah Raja Singosari yang pertama yang wilayahnya menggantikan Kerajaan Kediri. Kediri pada masa Revolusi Kemerdekaan 1945-1949 pernah dilewati oleh Panglima Besar Jendral Sudirman, Kediri pun mencatat sejarah yang kelam juga ketika era pemberontakan G-30 S, di mana banyak penduduk Kediri yang ikut menjadi korbannya.



Geografi
Kota ini berjarak ±128 km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur. Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%.

Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec. Kota dan kec. Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m).

Secara administratif, Kota Kediri berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol
Sebelah Selatan : Kec. Kandat, Kec. Ngadiluwih, dan kec. Ringin Rejo
Sebelah Timur : Kec. Wates dan Kec. Gurah
Sebelah Barat : kec. Grogol dan Kec. Semen

Di sini terdapat industri rokok domestik. Perusahaan rokok Gudang Garam relatif membantu pemkot mengurangi tingkat pengangguran di kota Kediri. Kota Kediri juga mengembangkan industri skala rumah tangga.

Pembagian wilayah administratif
Kota Kediri terdiri atas 3 kecamatan, yaitu:

  1. Kota Kediri, Kediri
  2. Pesantren
  3. Mojoroto


Perekonomian
Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek. Mulai pendidikan, pariwisata, komplek ruko dan pertokoan, birokrasi pemerintah, hingga olahraga. Di bidang paiwisata, kota ini menyediakan Pagora, Petilasan Aji Jayabaya, Goa Selomangleng. Hal itu ditunjang dengan fasilitas-fasilitas penginapan, pasar swalayan, transportasi dan biro wisata. Di bidang pendidikan, kota ini memiliki puluhan sekolah tingkat dasar dan menengah, beberapa perguruan tinggi lokal, Madrasah, hingga pondok-pondok pesantren, seperti Lirboyo, LDII, dan Queen Al-Falah.

Di bawah kepemimpinan Walikota H.A. Maschud, Kota Kediri mengalami berbagai perubahan, misalnya pembangunan mal terbesar, hotel bintang 3 pertama dan kawasan wisata Selomangkleng bertaraf nasional. Maschud juga merencanakan pembangunan jembatan baru, meresmikan pasar grosir pertama di Kota Kediri, merencanakan jalur lingkar luar Kota Kediri, dan membangun ruko.

Perekonomian di Kota ini juga banyak dipengaruhi oleh aktivitas pondok pesantren besar di pusat kota seperti LDII di mana setiap awal bulan selalu mengadakan acara pengajian akbar yang mengundang ribuan anggotanya.

Lainnya
Di sini tersedia makanan dan oleh-oleh khas, seperti stik tahu, tahu taqwa, gethuk pisang, dan nasi tumpang. Selain itu Kota Kediri mencatat prestasi nasional dengan sukses menyelenggarakan Muktamar NU tahun 1999 dan memboyong piala LIga Indonesia IX (Sepak bola)tahun 2003 melalui klub PERSIK serta mendapat predikat Kota Investasi 2003 versi Jawa Pos dan predikat Kota Sehat Nasional 2005 oleh Menteri Kesehatan.Pada tahun 2006 Kota Kediri kembali menjadi Juara Liga Indonesia XII untuk ke dua kalinya.
source