TRADISI PERMAINAN BAMBU GILA DARI MALUKU


http://media.vivanews.com/images/2008/11/06/58040_bambu_gila.jpgBambu Gila merupakan atraksi tradisional masyarakat kepulauan Maluku yang paling antik. Kesenian ini disebut pula dengan nama Buluh Gila atau Bara Suwen. Pertunjukan ini bisa ditemui di dua desa yaitu Desa Liang, kecamatan Salahatu dan Desa Mamala, kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Di Provinsi Maluku Utara, atraksi yang bernuansa mistis ini dapat dijumpai di beberapa daerah di kota Ternate dan sekitarnya.

Permainan tradisional ini biasanya dipertunjukkan para pemuda desa pada acara-acara tertentu. Untuk melakukannya, perlu tujuh pemain lelaki yang harus berbadan sehat serta kuat. Yang paling penting, harus didampingi seorang pawang.

Sebelum permainan dimulai, disiapkan terlebih dahulu sebatang bambu suanggi dengan panjang sekitar 2,5 meter dan diameter 8 cm. Bambu ini dipotong menjadi 7 ruas yang tiap ruas akan dipeluk oleh seorang pemain. Perlengkapan lain yang perlu disiapkan berupa kemenyan atau jahe. Kemenyan digunakan untuk pertunjukan bambu gila yg besar sementara jahe untuk pertunjukan bambu gila yang kecil. Dari sini, sudah terbayang aroma mistis pada atraksi bambu gila.

Pertunjukkan diawali dengan berdoa kepada Tuhan. Sang pawang lalu membakar kemenyan di atas tempurung kelapa sambil membaca mantra. Mantra diucapkan dalam bahasa Tanah, salah satu bahasa tradisional Maluku. Asap kemenyan tadi digunakan untuk melumuri bambu yang akan digunakan. Jika menggunakan jahe, jahe dipotong jadi tujuh bagian kemudian dikunyah oleh pawang sambil baca mantra lalu disemburkan ke bambu. Fungsi dari kemenyan atau jahe ini sama yaitu untuk manggil roh para leluhur agar memberikan kekuatan magis ke bambu tersebut.

http://multiply.com/mu/ternateisland/image/8/photos/1/500x500/5/BAMBU-GILA-03.JPG?et=iZ66mFEHXst0dKZtWvAKdQ&nmid=104804594

http://media.vivanews.com/images/2008/11/06/58044_bambu_gila.jpg

Selesai memberi mantra pada bambu tersebut, si pawang lantas berteriak “gila, gila, gila”. Atraksi bambu gila pun dimulai. Para penari akan bergerak dengan lincah mengikuti gerakan bambu gila. Bahkan, tubuh pemain akan terombang-ambing bahkan sampai terjatuh bangun karena gerak liar si bambu gila. Mereka akan membuat gerakan rangkaian dan saling mengaitkan tangan, dengan kelincahan gerakan kaki yang meliputi berjalan, melompat maupun berlari mengikuti suara musik yang dinamis. Atraksi bambu gila berakhir dengan jatuh pingsannya para pemain di arena pertunjukan. Yang unik dari pertunjukan ini, kekuatan magis bambu gila tidak hilang begitu saja sebelum diberi makan api yang dibuat dari kertas yang dibakar.



Biasanya, dalam berbagai atraksi yang melibatkan hawa mistis, manusialah yang dirasuki oleh roh mistis tetapi dalam tarian ini roh mistis yang dipanggil dialihkan ke dalam bambu. Ketika pawang membacakan mantra berulang-ulang, si pawang lantas berteriak “gila, gila, gila!” Atraksi bambu gila pun dimulai. Alunan musik mulai dimainkan ketika tujuh pria yang memegang bambu mulai merasakan guncangan bambu gila. Bambu terlihat bergerak sendiri ketika pawang menghembuskan asap dan menyemburkan jahe ke batang bambu. Para pria yang memeluk bambu mulai mengeluarkan tenaga mereka untuk mengendalikan kekuatan guncangan bambu. Ketika irama musik mulai dipercepat, bambu bertambah berat dan menari dengan kekuatan yang ada di dalamnya. Atraksi bambu gila berakhir dengan jatuh pingsannya para pemain di arena pertunjukan. Hal yang unik dari pertunjukan ini, kekuatan mistis bambu gila tidak akan hilang begitu saja sebelum diberi makan api melalui kertas yang dibakar.

Bambu yang digunakan merupakan bambu lokal. Namun, proses memilih dan memotong bambu tidak sembarangan, karena dibutuhkan perlakuan khusus. Pawang terlebih dahulu meminta izin dari roh yang menghuni hutan bambu tersebut. Bambu kemudian dipotong dengan melakukan adat tradisional. Bambu dibersihkan dan dicuci dengan minyak kelapa kemudian dihiasi dengan kain pada setiap ujungnya. Dahulu, bambu langsung diambil dari Gunung Gamalama, gunung api di Ternate, Maluku Utara. Saat ini, tarian bambu gila dipelajari dan dimainkan di luar pulau Maluku.

Tradisi tari bambu gila diyakini sudah lama dimulai sebelum masa Islam dan Kristen masuk ke kepulauan ini. Saat ini tari berbau mistis ini hanya dipentaskan di beberapa desa kecil. Melihat tarian ini merupakan pengalaman spiritual yang unik. Lantunan mantra dari pawang dan tabuhan tifa menciptakan pertunjukan yang tidak bisa Anda temukan ditempat lain di dunia. Apalagi jika Anda ikut menari dengan bambu gila, membuat pengalaman ini sulit untuk Anda lupakan.