SEJARAH KUNTILANAK INDONESIA


Kuntilanak (bahasa Melayu: puntianak, pontianak) adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan anak tersebut belum sempat lahir. Nama “kuntilanak” atau “pontianak” kemungkinan besar berasal dari gabungan kata “bunting” (hamil) dan “anak”. sebenarnya disamping kuntilanak itu kepercayaan orang melayu dan thailand kita dapat menemuinya dlm cerita2 rakyat yg ada di negara lain di dunia. misalnya:

banshee di daratan eropa (kalo di inggris ada yang namanya Jenny Greenteeth (lucu juga namanya)). klo kita lihat ciri2nya, banshee dan kuntilanak sangat mirip:


1. tertawa melengking (yang lucu dari fakta ini adalah kuntilanak selalu tertawa melengking padahal tidak disuguhi acara OVJ)

2. suka menangis (Siap tertawa,biasa dia menangis.Nah..ini lucunya kuntilanak,siap tertawa langsung menangis)

3. suka puing2 bangunan ato yg setengah jadi (ini malasnya kuntilanak,gak mau kerja ya akhirnya tidak bisa sewa rumah)

4. sering bertempat di muara sungai ato pinggiran danau ato kolam (sama seperti yang diatas,ini kuntilanak memang pemalas ya..)

5. menyukai daging anak2 (makanya sering dibilang mereka suka menculikbayi,nah ini tidak lucu lagi tetapi jahat sekali)

Dalam folklor Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik yang punggungnya berlubang. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntutbalas.

Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kamboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanakberubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak juga senang menyantap bayi dan melukai wanitahamil. Dalam cerita seram dan film horor di televisi Malaysia, kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampir. Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung dan hanya mengganggu dengan penampakan saja. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebutsundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat “bersemayam”, misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (populer disebut “waru doyong”).

Penangkal : Berdasarkan kepercayaan dan tradisi masyarakatJawa, kuntilanak tidak akan mengganggu wanita hamil bila wanita tersebut selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila bepergian ke mana saja. Hal ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan meletakkan gunting, jarumdan pisau di dekat tempat tidur bayi.

Menurut kepercayaan masyarakat Melayu, benda tajam seperti paku bisa menangkal serangan kuntilanak.

Ketika kuntilanak menyerang, paku ditancapkan di lubang yang ada di belakang leher kuntilanak. Sementara dalam kepercayaan masyarakat Indonesia lainnya, lokasiuntuk menancapkan paku bisa bergeser ke bagian atas ubun-ubun kuntilanak.

sumber