7 SISTEM KEBUDAYAAN SUKU MANDAR


Suku Mandar adalah salah satu suku yang menetap di Pulau Sulawesi bagian barat dan selatan . Suku ini menetap di wilayah Kabupaten  Polewali, Mandar dan Majene.

1. Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup :
  • Perahu layar penisi
  • Sandeq (Perahu Khas Suku Mandar)
  • Rumah adat boyang

2. Sistem Mata Pencaharian

Mereka ini tinggal di kota-kota terutama di Makassar.Adapun mereka yang tinggal di desa-desa di daerah pantai, mencari ikan merupakan suatu mata pencarian hidup yang amat penting. Dalam hal ini orang Mandar menangkap ikan dengan perahu-perahu layar sampai jauh di laut. Orang Mandar  terkenal sebagai suku-bangsa pelaut di Indonesia yang telah mengembangkan suatu kebudayaan maritim sejak beberapa abad lamanya. Perahu-perahu layar mereka telah mengarungi perairan Nusantara dan lebih jauh dari itu telah berlayar sampai ke Srilangka dan Filipina untuk berdagang.Bakat berlayar yang rupa-rupanya telah ada pada orang Mandar,  akibat kebudayaan maritim dari abad-abad yang telah lampau itu. Sebelum Perang Dunia ke-II, daerah Sulawesi Selatan merupakan daerah surplus bahan makanan, yang mengekspor beras dan jagung ke tempat-tempat lain di Indonesia. Adapun kerajinan rumah-tangga yang khas dari Sulawesi Selatan adalah tenunan sarung sutera dari Mandar.

3. Sistem kemasyarakatan

Masyarakat Mandar mengenal pelapisan sosial. Sebagai masyarakat yang pernah berbentuk kerajaan, mereka mengenal tiga lapisan sosial, yakni lapisan atas yang terdiri atas golongan bangsawan (Todiang Laiyana), golongan orang kebanyakan (Tau Maradika), dan lapisan budak (Batua). Golongan bangsawan memiliki gelar kebangsawanan yaitu Daeng bagi "bangsawan raja" dan Puang bagi "bangsawan adat".

Sistem kekerabatan orang Mandar ditandai oleh beberapa periode, antara lain : periode Tomakala, ketika pemerintahan belum teratur dan hukum belum ada; periode transisi (Pappuangang), ketika hubungan sosial dalam masyrakat mulai menampakkan polanya: periode penuh tata cara, aturan, nilai yaitu periode Arajang.

Pada jaman ini raja tidak lagi berkuasa secara turun temurun akan tetapi dipilih oleh lembaga adat (hadat). Dalam tradisi Mandar, destar yang miring ke kiri bermakna isyrat bahwa raja harus mengoreksi diri dan kebijaksanaannya. Menurut pandangan orang Mandar, raja dianggap buruk (sikap/perilaku maupun kepemimpinannya) bila raja ditinggalkan rakyat.

4. Bahasa

Bahasa Mandar, Bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia.
Bahasa yang dipakai orang Mandar adalah bahasa Mandar dengan 5 dialek, yaitu : Balanipa, Majene, Pamboang, Koneq-koneqe dan Awok Sumakengu

5. Kesenian
  1. Sandeq (Perahu Khas Suku Mandar)
  2. kerajinan rumah-tangga yang khas dari Sulawesi Selatan adalah tenunan sarung sutera dari Mandar.
  3. Kuda Pattuddu" (Kuda Menari) Budaya Suku Mandar. Seekor kuda akan di hias sedemikian rupa layaknya kuda tunggangan seorang raja. Sementara untuk penunggangnya adalah warga suku Mandar yang sudah tamat dalam membaca Alquran, dihiasi memakai baju adat (baju 'bodo') lengkap dengan aksesorisnya serta dipayungi payung kehormatan kerajaan yang disebut 'Lallang Totamma'.
  4. Upacara adat suku Mandar di Kecamatan Pulau Laut Selatan, Kabupaten Kota Baru, yaitu "mappando'esasi" (bermandikan air laut).

6. Sistem pengetahuan

Asal-usul kesatuan Lita atau Tana Mandar,di jelaskan bahwa Pitu Ulunna Salu (Tujuh Hulu Sungai) dan Pitu Ba, Bana Binanga (Tujuh Muara Sungai), adalah Negara Wilayah (Kesatuan) Mandar. Orang -orang dari wilayah permukiman itu, merasa bersaudara semuanya. Orang Mandar percaya bahwa mereka berasal dari satu nenek moyang (Leluhur), yaitu Ulu Sa’ dan yang bernama  Tokombong di Wura, (Laki-laki) dan Towisse di Tallang (Perempuan). Mereka itu di sebut juga To-Manurung di Langi.

Suku Mandar selama ini di kenal  sangat kuat dengan budayanya.Mereka menjunjung tinggi  tradisi, bahasa dan adat istiadatnya. Filosofi hidup mereka berbeda dengan suku Bugis, Makassar, Toraja dan suku lainnya yang berdekatan dengan lingkungan kehidupan mereka di Sulawesi. Suku Mandar di kenal teguh dengan prinsip hidupnya.Pada abad ke-20 karena banyak gerakan-gerakan pemurnian ajaran islam seperti Muhammadiyah, maka ada kecondongan untuk menganggap banyak bagian-bagian dari panngaderreng itu sebagai syirik, tindakan yang Taik sesuai dengan ajaran Islam, dan karena itu sebaiknya ditinggalkan. Demikian Islam di Sulawesi Selatan telah juga mengalami proses pemurnian.

7. Sistem religi

Sekitar 90% dari Suku Mandar adalah pemeluk agama Islam, sedangkan hanya 10% memeluk agama Kristen Protestan atau Katolik. Umat Kristen atau Katolik umumnya terdiri dari pendatang-pendatang orang Maluku, Minahasa, dan lain-lain atau dari orang Toraja.