Tidak ada yang mengelak keelokan sisa Istana Ratu Boko. Barangkali inilah candi kedua paling populer di Yogyakarta setelah Candi Prambanan. Kendati hingga kini sejarah tentang Istana Ratu Boko masih simpang siur, namun tidak menyurutkan jumlah wisatawan yang berkunjung. Baik yang ingin melihat dari dekat peradaban Dinasti Syailendra abad IX ataupun mereka yang ingin melakukan photo hunting.
Konon, Istana Ratu Boko adalah benteng pertahanan terhadap Rakai Pikatan. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa istana ini dibangun oleh Rakai Panangkaran saat lengser dari kepemimpinanya untuk menemukan kedamaian spritual dan lebih berkonsentrasi pada hal-hal keagamaan. Itu sebabnya, pada awalnya Istana Ratu Boko ini identik dengan nama Abhayagiri Wihara. Abhayagiri Wihara adalah nama bukit dimana Istana Ratu Boko berdiri yang mempunyai arti “biara Budha yang damai”. Ya, Istana Ratu Boko memang berada di sebuah bukit berketinggian 196 meter diatas permukaan laut. Dari tempat inilah kita bisa melihat hamparan tanah lapang yang ditumbuhi rerumputan. Sinar matahari menerjang dengan bebasnya menerangi siapapun yang datang mengunjungi Istana Ratu Boko. Di kawasan seluas 160.898 meter persegi inilah jejak-jejak sejarah terajut kembali.
Selain jejak sejarah, jejak keagamaan juga terpatri kuat. Peninggalan Budhisme terlihat dari beberapa stupa, arca Dhyani Buddha dan stupika. Sedangkan corak Hindu terlihat dari arca Durga, ganesa, miniatur candi, yoni dan prasasti lempengan emas. Hal itu tak mengherankan karena nama situs ini mengalami perubahan menjadi Walaing Kraton tatkala Raja Rakai Walaing Pu Kumbhayoni memerintah pada tahun 856 – 863 sesudah Masehi. Ia adalah raja yang beragama Hindu.
Keindahan Istana Ratu Boko memang tak dipungkiri lagi. Berada 3 km ke arah selatan Candi Prambanan, Anda tidak perlu heran jika menemui banyak muda-mudi memanfaatkan sisa kemegahan istana ini sebagai tempat berfoto. Dengan tiket masuk seharga Rp. 25 ribu, Istana Ratu Boko bisa diakses melalui dua pintu, yakni depan dan belakang. Jika dari depan (tingkungan pertama menuju Ratu Boko), Anda harus menaiki ratusan anak tangga untuk sampai ke pintu masuk utama. Tiket yang Anda bayar akan ditukar oleh penjaganya dengan sebotol air mineral. Sedangkan jika masuk dari arah belakang, Anda bisa langsung sampai di depan pintu masuk utama. Dari jalur ini pulalah para pengunjung yang membeli tiket terusan Prambanan-Boko akan lewat menggunakan mobil yang sudah disediakan oleh pengelola.
Mendekati areal Istana Ratu Boko yang terlihat adalah gapura megah yang mempunyai 3 pintu. Dari sisi ini, hamparan luas alam menunjukkan benar bahwa istana ini berada di ketinggian. Gapura kedua yang jaraknya tak jauh dari gapura pertama mempunyai desain yang agak berbeda. Bangunan ini mempunyai lima pintu. Pintu yang berada tepat di tengah berbentuk persegi, sedangkan dua pintu lainnya berbentuk segitiga di bagian atasnya. Tiga pintu yang berada di tengah tersebut dilengkapi dengan tangga berundak. Inilah spot paling terkenal yang banyak dijadikan latar belakang foto para fotografer yang sedang melakukan photo session di Istana Ratu Boko. Selain dua gapura utama ini, masih ada beberapa sudut yang menunjukkan sisa kemegahan istana Ratu Boko.
Jika tidak sedang musim penghujan, pesona Istana Ratu Boko yang banyak diburu oleh para pecinta senja adalah suasana sunsetnya yang memesona. Siluet dua gapura tersebut dengan indahnya berpadu dengan guratan matahari yang meluncur ke peraduan.
Oya, jika ingin lebih mudah, Anda bisa membeli tiket terusan Candi Prambanan dan Istana Ratu Boko di loket Prambanan dengan harga Rp. 45 ribu. Dengan begitu Anda tidak akan kehilangan momen mengesankan dua candi ini.
Sumber : http://yogyakarta.panduanwisata.com