WISATA PULAU KEMARO DAN LEGENDA UNIKNYA - PALEMBANG


Pulau Kemaro merupakan pulau yang masih termasuk bagian dari kota Palembang dimana pulau ini terletak ditengah-tengah sungai Musi. Pulau ini selalu ramai dikunjungi orang dari berbagai pelosok pada saat perayaan hari Cap Go Meh. 

Untuk sampai di Pulau Kemaro, harus ditempuh melalui jalur air, misalnya dengan speed boat ataupun perahu getek. Harga yang dipatok untuk masing-masing kapal pun berbeda-beda tergantung dari jenisnya. 

Sepanjang perjalanan menuju Pulau Kemaro, anda akan disuguhkan dengan berbagai pemandangan seperti pesisir sungai Musi, rumah-rumah sederhana dan tradisional yang berdiri di tepi sungai, bahkan anda dapat melihat jembatan Ampera yang merupakan salah satu icon kota Palembang. 

Pulau Kemaro memberikan pemandangan yang cukup indah kepada kita dimana kita akan disambut oleh pohon besar yang menjulang tinggi dan kokoh ketika baru sampai di pulau ini. Kita juga akan menemui Kelenteng Pagoda di pulau ini. Di Pulau Kemaro ini, para umat muslim diijinkan untuk berdoa di kelenteng dimana ini melambangkan kerukunan antara umat beragama Islam, Buddha dan Kong Hu Cu.


Di dalam pulau ini terdapat sebuah makam yang diyakini sebagai makan dari Putri Sriwijaya Siti Fatimah yang menceburkan diri ke Sungai Musi.

Menurut cerita, pada zaman dahulu seorang putri dari raja Sriwijaya bernama Siti Fatimah dilamar oleh putra raja dari negeri Tiongkok bernama Tan Bun Ann. Raja Sriwijaya ini mengajukan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Tan Bun Ann. Persyaratannya adalah Tan Bun Ann harus menyediakan 9 guci berisi emas. Keluarga Tan Bun Ann pun menerima syarat yang diajukan itu. Untuk menghindari bajak laut, emas yang berada di dalam guci-guci itu dilapisi sayur-mayur oleh keluarga tanpa sepengetahuan Tan Bun Ann.

Pada suatu hari rombongan Tan Bun Ann tiba dari Tiongkok dengan 9 guci emas yang telah dijanjikan. Namun, setelah diminta menunjukkan isi gucinya oleh raja Sriwijaya, Tan Bun Ann terkejut karena melihat sayur mayur di dalam 9 guci yang dibawanya. Karena kaget dan marah, tanpa memeriksa terlebih dahulu, Tan Bun Ann langsung melemparkan guci-guci tersebut ke dalam Sungai Musi. Tetapi pada guci yang terakhir, terhempas pada dinding kapal dan pecah berantakan, sehingga terlihatlah kepingan emas yang berada di dalamnya.

Rasa penyesalan yang membuat Tan Bun Ann mengambil keputusan tak terduga, ia menceburkan diri ke dalam Sungai Musi. Melihat kejadian tersebut, Siti Fatimah ikut menceburkan diri ke sungai, sambil berkata, “Bila suatu saat ada tanah yang tumbuh di tepi sungai ini, maka di situlah kuburan saya.” Dan ternyata benar, tiba-tiba dari bawah sungai timbul gundukan tanah yang akhirnya sekarang menjadi pulau Kemaro ini.

Apabila kita berkunjung ke pulau Kemaro, akan didapati tiga buah gundukan tanah yang menyerupai batu karang, dimana setiap gundukan diberi semacam atap dari kayu dan diberi batu nisan dengan tulisan Tiongkok yang didominasi warna merah. Menurut cerita, gundukan tanah yang di tengah adalah makam sang putri. Sedangkan dua gundukan tanah yang ada di sebelanya merupakan makam ajudan dari pangeran Tiongkok dan dayang kepercayaan sang putri. Hingga kini makam-makam tersebut masih terawat baik sebagai legenda pulau Kemaro.


Pulau ini akan ramai di datangi oleh para pengunjung etnis cina baik dari dalam maupun luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Cina dan beberapa negara lainnya terutama pada saat Cap Go Me (15 hari setelah Imlek) , dan di sana ada sebuah pohon langka yang di sebut pohon cinta dimana apa bila pasangan muda-mudi yg berpacaran apabila mengukir nama mereka konon cinta mereka akan berlanjut ke pelaminan.