CANDI IJO DAN CANDI BANYUNIBO - YOGYAKARTA


Yogyakarta tak hanya mempunyai Candi Prambanan dan Istana Ratu Boko yang sering disebutkan banyak orang. Ada dua candi lainnya yang juga tak kalah indah yakni Candi Banyunibo dan Candi Ijo. Keduanya terselip diantara keriuhan kota namun hingga kini masih gagah berdiri dan senantiasa menyapa siapapun yang singgah.

Candi Banyunibo berada tak jauh dari Istana Ratu Boko. Ia berdiri diantara persawahan Dusun Cepit, Bokoharjo, Prambanan, Sleman. Keberadaannya dilindungi dan menjadi bagian dari benda cagar budaya. Suasana asri dan hijau di sekeliling candi ini memberikan efek suasana yang menentramkan. Bayangkan, di seluas mata memandang kita akan melihat persawahan dan candi ini berdiri kokoh menjadi satu-satunya bangunan yang mencuri perhatian.

Dalam bahasa Jawa, ‘Banyunibo” berarti air yang jatuh. Beberapa keterangan yang ditempelkan oleh pengelola setempat menunjukkan bahwa pada relief candi ini menampilkan seorang tokoh wanita yang disebut dengan Dewi Hariti. Dalam agama Budha Dewi Hariti dianggap sebagai manifestasi dari Dewi Kesuburan. Ada juga yang menganggapnya sebagai Dewi Ibu dan Dewi Kekayaan. Candi ini ditemukan kembali dalam kondisi runtuh pada tahun 1940 dan mengalami rehabilitasi hingga tahun 1978.

Yang kini bisa kita lihat adalah satu buah candi induk yang ukurannya cukup mungil. Bagian depannya berupa undakan yang akan mengantar kita ke pintu gerbang utama. Dinding-dinding candi terdapat jendela-jendela kecil yang dari sini terlihat hamparan sawah milik penduduk. Masuklah ke bagian dalam candi, niscaya hawa sejuk akan Anda rasakan. Lingkungan sekitar candi juga masih sangat bersih dan lekat dengan suasana pedesaan. Untuk masuk ke areal candi, Anda hanya harus membayar tiket seharga Rp. 2 ribu saja.

Selepas dari Candi Banyunibo, arahkan kendaraan Anda menaiki jalanan naik yang bolong di sana-sini ke Candi Ijo. Berada di Dusun Groyokan, Sambirejo, Prambanan, Sleman. Akses menuju candi yang berada di ketinggian 357,402 meter diatas permukaan laut ini memang tidak bisa dikatakan baik. Namun sabarlah, karena sesampainya disana Anda mungkin akan enggan untuk pulang.

Menginjakkan kaki di Candi ijo yang berdiri diatas Bukit Ijo ini, Anda akan melihat hamparan kota Yogyakarta dari kejauhan. Selimut kabut tipis tetap membuat kita bisa melihat deretan rumah, ladang dan pepohonan di kejauhan. Candi tertinggi di Yogyakarta ini memang istimewa. Dibangun pada abad IX, kompleks Candi Ijo terdiri atas 17 struktur bangunan pada 11 teras. Di dalam candi induk terdapat bilik lingga yoni yang melambangkan Dewa Siwa yang menyatu dengan Dewi Parwati.

Anda tidak akan dipungut biaya saat masuk ke Candi Ijo. Hanya perlu menuliskan nama di buku tamu selanjutnya bisa menikmati sepuasnya pesona sejarah yang tak banyak dibicarakan orang. Duduklah dulu bersantai sambil menikmati daerah-daerah yang lebih rendah dan rasakan seakan waktu terhenti di Candi Ijo.

Sumber : http://yogyakarta.panduanwisata.com